Mata masih setengah terpejam saat kereta dari Frankfurt tiba di stasiun Rothenburg pagi itu. Maklumlah, gue tiba di Frankfurt tengah malam dan memutuskan untuk menginap di airport sebelum pagi-pagi berangkat ke Rothenburg. Frankfurt-Rothenburg ditempuh dalam waktu 3 jam lebih dengan 2 kali transit di Würzburg dan Steinach.
Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 9 lewat, tapi langit di Rothenburg masih agak gelap. Hari ini di sini matahari baru terbit jam 8.30 dan langit terlihat sedikit mendung. Angin yang bertiup terasa dingin menusuk tulang walaupun suhunya masih berkisar 4-5 derajat Celcius pagi itu.
Setelah foto-foto di stasiun (foto wajib di bawah sign Rothenburg Ob der Tauber hahaha), gue jalan kaki menuju penginapan di kota Rothenburg. Ada 2 lokasi penginapan, yaitu di dalam dan di luar tembok besar yang mengelilingi kota tua. Gue memang memilih penginapan di dalam tembok karena pasti lebih dekat ke mana-mana. Penginapan yang gue pilih lebih menyerupai kamar kos di dalam sebuah rumah tua, dengan jumlah kamar terbatas dan ruang makan yang kecil. Hangat dan menyenangkan.
Dari stasiun ke penginapan seharusnya bisa ditempuh 10-15 menit dengan berjalan kaki, tapi karena kota kecil ini terlalu indah, maka gue berhenti berkali-kali untuk mengagumi jajaran rumah tua yang cantik dengan landscape yang mengagumkan (dan tentunya foto-foto hahaha). Salah satu ciri khas kota ini adalah rumah-rumah tua yang terbuat dari kayu dengan warna dinding yang cerah.
Sampai di penginapan gue langsung disambut hangat oleh pemilik penginapan, sepasang suami istri yang sudah tua dan sangat ramah. Nama penginapannya adalah Pension Becker. Setelah check in dan melakukan pembayaran (cash, karena nggak ada edc machine) gue langsung diantar ke kamar. Kamar memang masih berantakan karena penyewa sebelumnya baru saja check out, namun gue diijinkan untuk memasukkan barang-barang dan membersihkan diri seperlunya. Setelah itu gue langsung keluar lagi menuju ke pusat kota yang cuma berjarak 5 menit dengan jalan kaki.
Sebagai salah satu lokasi Christmas Market terbaik di dunia (yang disebut Reiterlesmarkt), suasana Natal masih sangat terasa di kota ini walaupun Natal sudah lewat 3 hari yang lalu. Hiasan Natal masih terpasang di semua tempat dan lampu-lampu Natal masih menghiasi toko-toko di kota ini. Suasana kota yang memang tua dan cantik semakin terasa bagaikan di dalam negeri dongeng. Tidak heran jika Disney pernah menggunakan kota ini sebagai setting film Pinocchio jaman dulu. Selain Pinocchio, ternyata Harry Potter juga menggunakan kota Rothenburg sebagai setting dalam dua sekuel terakhirnya.
Tempat pertama yang gue masuki adalah sebuah toko pernak pernik Natal yang di dalamnya terdapat Christmas Museum. Masuk ke dalam museumnya? Nggak sih, karena keliling di dalam toko yang cukup luas ini sudah membuat gue overwhelm dengan suasana Natal. Tapi kalo boleh pilih gue mau tinggal di toko ini selamanya. Natalnya gak pernah berakhir hahaha.
Di pusat kota terdapat City Hall atau Rathaus, lokasi yang paling ramai oleh turis. Menjelang Natal, tempat ini dijadikan pusat berkumpul penduduk dan wisatawan di acara Christmas Market. Kebetulan hari itu ada upacara pernikahan salah satu anggota pemadam kebakaran setempat. Meriah banget acaranya, lengkap dengan sirine dari mobil pemadam kebakaran dan formasi yang dibuat dari selang pemadam kebakaran.
Setelah acara berakhir, Rathaus kembali dibuka untuk umum. Pengunjung bisa naik ke atas tower setinggi 60 meter yang ada di bangunan itu untuk melihat pemandangan seluruh kota Rothenburg. Biayanya 2,5 Euro per orang dan dibayar di atas. Sebenarnya tiap pengunjung dibatasi hanya 15 menit berada di atas tower, namun karena pengunjung belum banyak maka gue diperbolehkan berada di atas selama hampir 30 menit. Pemandangannya bagus banget tapi anginnya kenceng banget, dingiin hahaha.
Sore gue udah balik lagi ke hotel karena capek, maklumlah tidur di airport memang gak terlalu nyenyak, jadi daripada sakit kecapekan mendingan istirahat aja dulu, malamnya baru keluar lagi untuk menikmati suasana kota dengan lampu-lampunya.
Sekitar jam 7 malam, gue terbangun. Karena badan masih terasa capek banget, jadi gue berencana skip makan malam dan nerusin tidur aja, toh masih ada satu malam lagi buat nikmati suasana malam di kota. Eh salah satu temen kelaparan dan ngajak keluar. Sebelum keluar kamar gue iseng nengok keluar jendela lhaaaa jalanan udah putih aja gitu ketutup ujan salju yang gede banget. Capek, ngantuk, (kecuali laper) langsung hilang. Langsung pake long john, kaos, sweater, kupluk, syal dan jaket tebel terus buru-buru keluar. Berdiri di bawah hujan salju yang tebal di samping pohon cemara berhiaskan lampu Natal dan sayup-sayup terdengar terdengar lagu Natal dari restoran di pinggir jalan, I finally got my first White Christmas! Mau nangis rasanya.
Perasaan bahagia masih terus terasa saat gue dan teman-teman makan malam di sebuah restoran Italia dengan pemandangan jalanan dan atap-atap rumah berwarna putih tertutup hujan salju di luar jendela yang masih terus turun. I wanted to stay like this forever!
Setelah makan dan berfoto di beberapa lokasi yang sangat fotogenik dengan cahaya lampunya, gue kembali ke penginapan untuk beristirahat. Sampai hotel badan baru terasa sangat kedinginan. Gak usah menunggu lama, gue langsung tertidur pulas sampai pagi.
Saat terbangun pagi harinya, yang pertama gue lakukan adalah membuka jendela dan menikmati suasana kota di luar yang berwarna putih tertutup salju. Setelah mandi dan sarapan (5 Euro yang gue bayar untuk sarapan memang worth it hahaha), gue dan teman-teman kembali berjalan keliling kota.
Setelah kemarin berkeliling di pusat kota, hari ini gue memilih untuk menikmati suasana lain di pinggiran kota. Mengunjungi gereja Franziskanerkirche, Kriminalmuseum dan beberapa menara di titik-titik utama tembok besar yang mengelilingi kota yaitu Burgtor, Rodertor, Galgentor, Klingentor dan tentunya menara Siebersturm yang sangat terkenal dan selalu digunakan di hampir semua informasi yang berkaitan dengan Rothenburg. Sayangnya foto gue gak terlalu bagus hasilnya karena kebetulan ada konstruksi di dekat menara tersebut.
Yang juga harus dilakukan di Rothenburg adalah nongkrong ngopi-ngopi cantik di kafe-kafe kecil yang ada di kota ini. A cup of hot latte would be perfect in this cold windy day, sambil ngobrol atau browsing mengenai sejarah Rothenburg di perang dunia pertana yang sangat menarik (penasaran kan kenapa kota ini tetap cantik dan tidak hancur oleh perang?). Jangan lupa juga untuk mencoba local wine dan menu porknuckle di sini yaaa hehehe.. Oya, kalo nongkrong di kafe bisa ketemu yang lucu-lucu lhoo.. 😍
Karena besok pagi-pagi sudah harus ke stasiun, sorenya gue udah sekalian belanja souvenir dan packing, jadi langsung ketiduran tanpa sempat makan malam. Jam 7.30 pagi saat langit masih gelap gue udah berjalan kaki menuju stasiun untuk kembali ke Frankfurt dan melanjutkan perjalanan. I will miss this lovely old city, I should be back one day 🙂
PS: kalo rambut gue keliatan silver di beberapa foto, itu bukan uban, tapi pomade. Silly emang, but holiday is all about doing silly things, kan? 😁
Haha, tak kirain itu rambut ketutup salju lo bang, ternyata pomade ya. Makasih udah dijelasin di ujung cerita 😀
Jadi, setelah pengembaraan di Jerman, gimana karakter orang sana secara umum. Apa iya emang dingin dan kaku? aku beberapa kali nerima Couchsurfer yang datang dari Jerman. Anggapanku terhadap mereka baik sekali. Tapi aku kira itu karena mereka traveler, jadi sudah paham bersikap manis di tempat orang, apalagi di rumah host yang kasih tumpangan.
Dan, aku jadi penasaran juga pengen nonton ulang 2 seri terakhir Harry Potter. Liat-liat foto di postingan ini emang terasa familiar, tapi aku lupa dipakai di adegan mana. TFS btw.
LikeLike
Hahaha makasih lho udah ngira salju dan bukan uban hahaha.
Orang Jerman sih mostly ramah sebenarnya. Tapi ya pasti ada aja yang ngeselin. Kebetulan gue kerja di perusahaan Jerman, jadi sering banget kontak sama orang Jerman. Hampir semuanya nice dan respek sama orang lain sih.
Gue juga mau nonton lagi nih hahaha
LikeLike
Kereeeeeeeen.. tulisannya, foto2nya dan juga kota nya (ini yg pasti). Tahun 2015 Ane pernah 1 bulan short course di TU Dresden jerman, tp waktu itu ga sempet ke sini. Semoga suatu hari bisa kesini.. aamiin.. keeereeeeeeen..
LikeLike
Mudah-mudahan tahun ini ya, amiiin. Thanks ya.. 🙂
LikeLike