Caption di salah satu postingan Instagram saya beberapa waktu lalu:
.
1988, the first time I heard the song Barcelona by Fariz RM in the radio, I don’t know why, but I really wanted to fly there and walking around Plaza Catalunya and falling in love with Flamenco Dancer. I knew I will.
.
1992, I saw on TV that Susi Susanti cried as she stands on the podium after being awarded the first gold medal for Indonesia at the 1992 Summer Olympics in Barcelona. I (and all Indonesian) wanted to fly there and gave her big hugs. I knew I will.
.
2017, almost 30 years after release date of Barcelona by Fariz RM, and 25 years after Susi Susanti Olympic podium crying, I finally landed in Barcelona. No flamenco dancer, no podium, but I knew that my childhood dream eventually come true.
Barcelona secara tidak langsung sudah menjadi salah satu bucketlist saya sejak lama. Dan kota ini langsung menjadi salah satu prioritas saat saya menyusun rencana Eurotrip akhir tahun lalu. Pada awalnya, tidak ada tempat khusus yang ingin saya kunjungi di kota ini. Hanya Plaza Catalunya yang ada di lirik lagunya Mas Fariz yang benar-benar ada di kepala saya. Pokoknya saya mau ke Barcelona, titik! 😁
Yang saya siapkan hanya hotel, tiket pesawat Lisbon-Barcelona, dan tiket pesawat Barcelona-Frankfurt. Saya pikir untuk memenuhi kebutuhan emosional cukuplah 2 hari di Barcelona. Ternyata saya salah sodara-sodara, butuh berhari-hari untuk menikmati kota ini. Begitu banyak yang bisa dinikmati di Barcelona yang tidak sempat saya dapatkan karena waktu yang terbatas. But anyway, saya sudah di Barcelona, jadi saya akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menikmati kota yang sangat cantik ini.
Yang sangat khas dari kota Barcelona ini adalah nuansa seni yang terihat di setiap sudut kota. Pengaruh Gaudi, salah satu arsitek seni terkenal dari Spanyol, sangat terasa. Dari mulai La Sagrada Familia yang sangat fenomenal dan menjadi ikon kota Barcelona walaupun sampai saat ini belum jadi, Casa Batlo dan Casa Mila yang bisa tiba-tiba ada di depan kita saat berjalan kaki keliling kota, hingga Parc Guell, sebuah taman di tengah kota Barcelona yang sangat artistik. Tidak seperti saat mengunjungi art gallery, rasanya saya tidak perlu berpikir rumit untuk menikmati karya seni yang tersebar di seluruh penjuru kota ini, they’re just beautiful.
Sebelumnya saya sudah pernah melihat gambar La Sagrada Familia. Bagus, tentu. Tapi saya tidak membayangkan seperti apa bagusnya saat saya melihatnya secara langsung. Karena hotel yang saya pesan tidak jauh dari La Sagrada Familia tersebut, maka dari airport saya naik kereta dan turun di stasiun Sagrada Familia. Stasiun tersebut ada di bawah tanah, sehingga saya harus naik tangga untuk keluar dari dalam stasiun kea rah jalan raya. Kebetulan pintu stasiun terletak tepat di sebelah Sagrada Familia, sehingga saat keluar saya langsung menyaksikan gereja yang sangat indah itu menjulang tepat di depan saya. Perasaan saya campur aduk, saya ingat rasanya persis seperti ketika saya keluar dari stasiun Trocadero di Paris dan melihat Menara Eiffel tepat di depan saya. Sekali lagi, saya sudah tahu bahwa gereja yang belum selesai tersebut sangat indah, namun saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa bangunan itu akan SEMEGAH INI! Kemegahannya terasa sangat mengintimidasi. Bahkan saat saya berjalan cukup jauh dan menengok ke belakang, Sagrada Familia masih terlihat sangat megah dan indah.
Karena hanya punya waktu 2 hari, maka saya putuskan saya akan berkeliling kota saja menikmati suasana kota yang sudah saya rindukan 30 tahun lalu ini. Walaupun saya sangat ingin berjalan kaki, namun ada saat-saat di mana saya terpaksa harus naik bus atau kereta. Misalnya dari dan ke airport atau naik ke Montjuic. Untuk itu saya membeli daily pass untuk 2 hari dengan harga 14.5 Euro. Daily pass ini bisa dibeli di airport sebelum menuju ke kota.
Ke mana saja saya selama 2 hari di Barcelona? Di hari pertama saya mengunjungi Plaza Catalunya, belanja souvenir di El Gotic, menikmati arsitektur Indah di Casa Batllo, Casa Mila, dan Palau de La Musica, cuci mata di La Rambla, dan tentunya makan Paella, semacam nasi goreng khas Spanyol yang enak sekali di sebuah warung kecil di sudut Fort Pienc. Malamnya saya menikmati angin yang sangat dingin dengan duduk di sebuah warung makan kecil milik pasangan Korea tepat di seberang jalan yang menghadap ke Sagrada Familia. Jika di siang hari gereja ini terlihat begitu megah dan menawan, maka di malam hari dia terlihat sangat misterius sehingga jauh lebih menawan. Jika saja angin tidak terlalu dingin, ingin rasanya saya berlama-lama duduk menikmati bangunan itu agar bisa menyimpannya di dalam ingatan saya.
Hari kedua saya kembali berkeliling kota, namun saya mengawalinya dengan menikmati sarapan besar di restoran kecil tepat di depan hotel. Setelah itu saya naik bus menuju Montjuic, sebuah wilayah perbukitan di mana terdapat sebuah kastil tua. Namun di tengah jalan, karena melihat sebuah bangunan yang tinggi menjulang, saya mampir dulu. Ternyata bangunan tersebut adalah National Art Museum of Catalonia. Masuk? Tentu tidak, karena perjalanan masih panjang hari ini. Bangunan berada di dataran tinggi, sehingga pemandangan kota Barcelona dari atas terlihat sangat menakjubkan. Pagi itu langit terlihat sangat biru dan dihiasi awan putih. Di bawahnya terhampar kota Barcelona dengan bangunan-bangunan tuanya.
Setelah berfoto sebentar, saya melanjutkan perjalanan ke Montjuic. Pemandangan dari Montjuic tidak kalah indahnya. Walaupun ada di wilayah perbukitan, namun tempat ini menghadap tepat ke pelabuhan, sehingga kita bisa melihat pemandangan laut lepas dari atas bukit. Dan sebagai penggemar cable car, tentu saya tidak melewatkan yang satu ini. Dengan membayar 7 Euro, saya bisa naik cable car dari atas ke bawah dengan bonus pemandangan yang jauh lebih menakjubkan dari sebelumnya.
Dari Montjuic, saya melanjutkan perjalanan ke La Rambla lagi, tepatnya ke arah Port De Barcelona. Tepat di depan pelabuhan, terdapat patung yang tinggi menjulang. Patung tersebut ternyata adalah Monumen Columbus, untuk mengenang saat Columbus kembali ke Spanyol setelah pelayaran pertamanya ke Amerika.
Dari sana saya melanjutkan perjalanan kembali ke kawasan El Gotic, di mana terdapat lorong-lorong yang bersilangan di antara bangunan-bangunan toko dan rumah tua yang mengingatkan saya akan kunjungan saya ke Roma beberapa tahun yang lalu. Tak jauh dari kawasan ini terdapat Barcelona Cathedral, sebuah gereja Katolik yang dari luar terlihat biasa saja, namun interiornya sangat indah. Walaupun harus membayar tiket masuk sebesar 8 Euro, saya tetap menyarankan untuk mampir ke gereja ini jika mengunjungi Barcelona. Selain melihat keindahan interiornya, kita juga bisa menggunakan lift dan beberapa anak tangga untuk naik ke atap Cathedral. Dari atas, kita bisa melihat lagi pemandangan kota tua Barcelona dan tentunya berfoto di depan Menara gereja yang ikonik. Di sekitar gereja yang penuh dengan turis bisa kita temui juga beberapa musisi jalanan yang sedang bermain musik menghibur pengunjung (tentu dengan berharap ada yang memberi uang 😁).
Sebelum ke airport, saya menyempatkan diri mampir di Barcelona Arc de Triomf. Di sore hari, konsep gerbang menara yang mirip dengan Arc de Triomphe di Paris ini penuh dengan pengunjung, baik itu turis maupun penduduk setempat. Mereka bersantai di area sekitar menara sambil menikmati suasana sore. Bahkan ada beberapa anak muda yang main bola di sana.
Setelah dua hari yang sungguh menyenangkan di Barcelona, berat rasanya bagi saya untuk meninggalkan kota ini. Oya, jika ada yang penasaran kenapa saya tidak masuk ke La Sagrada Familia, jawabannya adalah karena tiket masuknya sudah habis untuk 2 hari tersebut. Jadi memang lebih baik pesan secara online karena jumlah pengunjung tiap harinya dibatasi. Saat akan ke airport, saya melewati gereja ini lagi. Dan saya masih saja terpukau oleh kemegahannya. One day I will be back, only for this beautiful building
Anyway, saya harus kembali lagi ke kota ini dan lain kali saya akan tinggal lebih lama. Namun untuk sekarang saya sudah cukup puas karena sudah membayar ‘hutang’ janji saya 30 tahun yang lalu. Setelah ini saya harus melanjutkan perjalanan berikutnya ke Rothenburg 🙂
“Barcelona” = Karina Suwandhi.
Hehehe…. Fotone kok ga ono sing elek, Bang? Paling sukak sama yang soft tone.
LikeLike
Ahahah Karina Suwandi junjungan kita semua 🙏🏻🙏🏻
LikeLike