Bersyukur Itu Bukan Soal Kompetisi


Bersyukur adalah hal paling mudah sekaligus paling sulit bagi sebagian orang. Apalagi bersyukur tanpa membandingkan dengan kondisi orang lain. Sulit banget! Termasuk saya. Sering dengar ucapan begini nggak:

“Kita harus bersyukur masih punya pekerjaan, coba lihat si X bulan lalu sudah kena PHK dari kantornya”

“Kamu harus bersyukur bisa kuliah walaupun cuma di dalam negeri, teman sekolahmu bahkan ada yang harus langsung bekerja setelah lulus SMA”

“Kita harus bersyukur lho Pak, anak kita biarpun bandel tapi gak pake narkoba seperti anaknya Pak Y”

Atau yang paling kurang ajar,

“Kita harus bersyukur lho bisa jalan-jalan ke luar negeri setahun sekali, tuh lihat tetangga di ujung sana, ke Bali aja blom tentu bisa setahun sekali”

Bersyukur memang baik, tapi kalo caranya harus dengan membandingkan dengan kondisi orang lain rasanya kok jadi agak congkak ya. Seperti berbahagia di atas penderitaan orang lain. Toxic banget.

Menurut saya, bersyukur ya bersyukur aja. Bersyukur atas kesehatan kita, bersyukur atas makanan yang kita makan, bersyukur masih punya pekerjaan, bersyukur masih punya tempat tinggal, dan lain sebagainya. Hidup ini bukan soal kompetisi di mana kita harus lebih dari orang lain.

Inti dari bersyukur adalah pengakuan dan rasa terima kasih kepada Sang Pencipta bahwa kita mendapatkan sesuatu yang sudah dan akan kita nikmati. Jadi bukan karena kita lebih dari orang lain. Kalau kita hanya bersyukur karena kita mendapat lebih dari orang lain, niscaya kita akan bersungut-sungut saat mendapatkan kurang dari orang lain, walaupun sebenarnya yang kita dapat sudah cukup untuk kita.

Mengeluh? Boleh-boleh aja. Tapi jangan lama-lama, ingat masih banyak kenikmatan duniawi yang harus dikejar sebelum waktu kita berakhir di dunia ini. Mari bersyukur dan tetap semangat!

Leave a comment