Minggu lalu saya hadir dan terlibat dalam event Stop The Crash, sebuah campaign yang bertujuan untuk meningkatkan awareness terhadap keselamatan berkendara dengan mensosialisasikan beberapa teknologi yang terbukti bisa membantu pengguna kendaraan bermotor dalam menghindari kecelakaan yang berakibat fatal.
Acara diadakan oleh Global NCAP (New Car Assement Program), sebuah lembaga independen yang berpusat di London, Inggris. Lembaga ini tidak berafiliasi dengan brand teknologi manapun, namun mendukung segala upaya pengembangan teknologi yang bertujuan meningkatkan keselamatan berkendara.
Dalam event Stop The Crash yang dihadiri oleh stakeholder dari berbagai macam pihak (termasuk pemerintah Indonesia) kali ini Global NCAP melakukan demo 4 jenis teknologi, yaitu: Anti-locked Braking System (ABS) untuk sepeda motor, Autonomous Emergency Brake (AEB), Blind Spot Detection, dan Electronic Stability Control (ESC).
1. Anti-locked Braking System (ABS) untuk Sepeda Motor
Pada event ini dilakukan demo untuk melihat perbandingan antara sepeda motor yang dilengkapi dengan teknologi ABS dengan yang tidak dilengkapi ABS.
ABS yang berfungsi untuk menghindari roda terkunci saat melakukan pengereman ini dapat membantu pengendara sepeda motor untuk:
– Mengurangi jarak pengereman
– Menghindari pengendara jatuh saat melakukan pengereman
– Mengurangi kecepatan
– Memberikan waktu bagi pengendara untuk melakukan manuver saat ABS berfungsi
2. Autonomous Emergency Brake (AEB)
Pada demo ini ditunjukkan bagaimana AEB system bekerja pada saat mobil berjalan terlalu dekat dengan kendaraan di depannya. Seperti namanya, system AEB akan bekerja secara otomatis saat terjadi situasi emergency di mana pengendara tidak sempat melakukan antisipasi apapun padahal posisi mobil sudah terlalu dekat dengan obyek di depannya.
Mobil ini dilengkapi dengan 3 komponen penting, yaitu:
– Mid Range Radar untuk membaca kecepatan dan posisi mobil dengan obyek di depannya
– Multi Purpose Camera sebagai sensor kedua yang memberi informasi mengenai tinggi, lebar, dan posisi obyek di sekitar mobil
– Electronic Stability Control yang berfungsi untuk melakukan pengereman darurat jika diperlukan setelah mendapatkan informasi dari radar dan kamera.
3. Blind Spot Detection
Teknologi ini memang lebih sederhana dibandingkan teknologi lainnya yang kita saksikan di sini. Fungsi dasarnya adalah untuk memberikan informasi pada pengendara jika ada obyek lain di sekitar mobil yang tidak terlihat dari posisi pengendara (atau kita sering sebut blind spot). Pada saat obyek terdeteksi maka sensor akan mengirim signal ke pengendara untuk memperingatkan agar waspada. Signal ini bisa berupa lampu peringatan di dashboard atau bunyi alarm pengingat.
Teknologi ini sangat berguna di Indonesia pada khususnya karena banyaknya populasi sepeda motor di jalanan. Karena posisi kemudi ada di sebelah kanan, maka blind spot sangat dibutuhkan untuk mendeteksi obyek di sebelah kiri kendaraan. Biasanya saat motor menyalip dari kiri pengendara tidak bisa mengetahuinya sebelumnya. Dengan adanya blind spot detector maka pengendara bisa lebih waspada
4. Electronic Stability Control (ESC)
Pada demo di bagian ini, ditunjukkan bagaimana perbedaan antara kendaraan yang dilengkapi dengan ESC dan kendaraan yang tanpa ESC. Mobil berpindah jalur dengan cepat secara mendadak di track yang dibasahi untuk mensimulasikan situasi di mana dalam waktu singkat mobil harus menghindari obyek yang ada di depan mobil.
Pada mobil yang tidak dilengkapi ESC, saat mobil berpindah jalur dengan mendadak, maka akan terjadi slip yang beresiko bagi pengendara untuk kehilangan kontrol terhadap laju kendaraannya. Jika ini terjadi maka ada kemungkinan mobil menabrak kendaraan lain atau keluar dari badan jalan dan menabrak pohon, misalnya. Sementara jika fungsi ESC diaktifkan, pada saat mobil berpindah jalur secara mendadak maka ESC akan membantu pengendara untuk menjaga kestabilan mobil.
ESC bekerja menggunakan beberapa sensor yaitu sensor kecepatan roda, sensor kemudi, dan sensor posisi mobil. Jika mendeteksi ada ketidaksesuaian pada sensor-sensor tersebut, maka ESC akan mengambil alih kontrol kendaraan dengan cara mengurangi putaran mesin; dan jika ini dirasa belum cukup, maka ESC akan melakukan pengereman pada masing-masing roda secara individual sehingga posisi mobil tetap stabil.