Ngapain Ulang Tahun Ke Phuket?


Seperti biasa, setiap ulang tahun gue selalu mengambil cuti dan berusaha untuk mengunjungi tempat baru. Pengennya sih agak jauh, tapi karena terbatasnya cuti (dan duit tentunya hahaha), kali ini gue ke Phuket aja.

Total gue dan teman-teman berada di Phuket selama 5 hari, tapi hari pertama kan baru nyampe, sementara hari terakhir udah jalan pulang. Jadi sebenarnya cuma punya waktu 3 hari untuk leyeh-leyeh di Phuket. Oya, karena udah males backpackeran gue selalu book tiket dan hotel sebelumnya. Tapi itinerary di tempat tujuan gue bebasin, tergantung mood di sana aja mau ngapain 😁. Kami menginap di kawasan Patong Beach, kawasan turis yang juga merupakan surga streetfood 😁.

Jadi ngapain aja ulang tahun di Phuket?

Yang utama tentu saja wisata makan-makan lah. Makanan Thailand itu menurut gue salah satu makanan paling enak di dunia selain makanan Indonesia. Favorite gue: nasi putih panas pake telor dadar! Cobain juga tumis daging cincang, tom kha gai, green curry, berbagai macam nasi goreng dan masakan seafood, dan tentu saja ketan mangga. Sampe makanan di minimarket aja enak hahaha.

Walaupun niatnya leyeh-leyeh di pantai, tapi pas jalan-jalan nyari makan eh tertarik juga ditawarin beberapa paket tour lokal. Karena gak terlalu niat ya nawar aja sekedarnya, eh kok yang jualan mau. Akhirnya ambil beberapa paket daytour hahaha impulsif emang.

Hari pertama city tour. Awalnya yang menggoda cuma weekend market doang, tapi ternyata ada beberapa tempat yang menarik juga sih. Dijemput di hotel jam 1 siang trus diajak keliling kota, mampir di beberapa tempat, trus diantar lagi ke hotel. Satu minibus besar diisi cuma 7 orang. 3 orangnya adalah gue dan teman-teman. Bayarnya 1000 THB untuk bertiga.

Highlight-nya cuma Karon view point, Giant White Buddha, Chaitharalam Temple, Kota Tua (Sino Portuguese), dan Weekend Market. Yang lain lebih ke jualan produk lokal, mampir ke toko berlian, mampir ke toko kacang mede dan peternakan lebah untuk belanja madu dan produk-produk turunannya. Ada satu lagi mampir melihat anakan gajah yang dipelihara penduduk setempat, tapi gue gak turun, kasian liat anak gajahnya diiket dan meronta-ronta minta dilepas 😭.

Di Karon view point, basically kita bisa melihat pantai dan kota Phuket dari ketinggian. Gak ada yang istimewa sih di sini.

Giant White Buddha berada di daerah ketinggian dengan pemandangan laut yang indah. Patung setinggi 45 meter ini dibangun tahun 2002 dan sebenarnya masih dalam tahap penyempurnaan, namun sudah bisa dikunjungi oleh turis dan penduduk setempat yang ingin berdoa. Di bagian bawah patung terdapat kelenteng untuk sembahyang.

Chaitaralam Temple terletak tidak jauh dari Giant White Buddha tadi. Sekitar 15 menit jaraknya. Kawasan kuil ini cukup besar, dan kuil utamanya sangat indah. Kita bisa masuk ke dalam dan naik hingga ke lantai 4. Yang unik, di salah satu sudut kawasan kuil ini, ada semacam tungku tertutup yang digunakan untuk membakar petasan. Namanya udah berumur ya, denger ledakan beruntun langsung panik ahahahahahahaha.

Dari sini kami mulai diantar keluar masuk toko oleh-oleh. Dari mulai toko kacang mede, peternakan lebah, hingga toko berlian. Tapi berhubung harganya relatif terjangkau ya asik-asik aja sih, sekalian beli oleh-oleh. Kecuali toko berlian ya. Harganya puluhan hingga ratusan juta. Oleh-oleh buat siapa kalo beli yang harganya segitu wkwkwk.

Sebelum perhentian terakhir di weekend market, kami mampir sebentar di Sino Portuguese, kawasan kota tua yang bangunannya banyak dipengaruhi oleh gaya campuran Portugis dan Cina peranakan. Di sini banyak ditemui toko-toko tua, termasuk kedai teh dan kopi yang instagramable. Sayangnya cuma sebentar jadi gak sempat nongkrong sambil ngopi-ngopi cantik. Rencananya sih hari terakhir mau ke sini lagi, tapi ya gitu deh, pada mager trus bangun kesiangan, trus gak jadi 😂.

Chaofa Variety Weekend Market adalah kawasan pasar tradisional yang dibuka hanya di akhir pekan. Dibangun di atas lahan seluas entah berapa hektar, terdapat ribuan kios di sini. Di pasar ini dapat ditemukan dari mulai pakaian, tas, souvenir, dan terutama makanan setempat. Karena hari ini adalah ulang tahun gue, jadi gue dan teman-teman sekalian makan malam di salah satu warung makan di weekend market ini. Warung sederhana, kecil, murah, tapi makanannya alamak enak banget!

Sekitar jam 8 kami diantar pulang ke hotel. Langsung tidur? Tentu tidak. Masih berburu makanan lagi dong, namanya juga liburan ahahaha.

Hari kedua pagi-pagi jam 7:30 kami sudah dijemput mobil lagi untuk dibawa ke pelabuhan, tempat rombongan yang lebih besar akan berkumpul untuk bersama-sama naik speed boat ke Phi-Phi Island. Satu speed boat diisi 45 orang. Gak terlalu kecil gak terlau besar. Pas lah. Oya, kami beli daytour ini dengan harga 2600 THB bertiga. Tentu dengan proses negosiasi yang alot dan bundling dengan city tour hari sebelumnya.

Ngapain aja seharian? Namanya island hopping, ya keliling ke pantai dan pulau-pulau lah.

Perhentian pertama snorkelling di Green Island. Gue masuk ke air 5 menit langsung naik lagi. Sama Pulau Seribu mah jauh. Gak bisa dibandingkan. Apalagi dengan Nusa Penida atau Bunaken. Jauh banget.

Setelah itu kapal dilewatkan Maya Bay yang terkenal karena film The Beach-nya mas Leonardo Di Caprio. Sayangnya teluk dan pantai ini sementara tidak boleh dimasuki pengunjung karena ditutup oleh pemerintah untuk waktu yang tidak ditentukan. Alasannya ekosistemnya sudah rusak karena tingginya jumlah pengunjung sejak filmnya dirilis, sehingga harus dipulihkan dulu dan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Minimal 2 tahun.

Selain itu kapal juga dilewatkan Pirates Cave, tempat para bajak laut jaman dulu bersembunyi namun sekarang sudah menjadi tempat berburu sarang burung walet. Kapal juga mampir sebentar di Monkey Beach, yaitu pantai yang banyak monyetnya (yaiyalaaah). Gak berhenti juga karena (katanya) monyetnya galak. Abis itu baru berlabuh di pulau Phi Phi Don untuk makan siang.

Lagi-lagi makan siang ini yang rasanya memperbaiki seluruh daytrip yang mengecewakan hari ini. Makanan khas Thailand, ditambah lapar dan mabuk laut, apalagi disajikan prasmanan, membuat kami semua makan dengan kalap. Gpp lah, kan untuk memperbaiki mood 😁😁. Tapi maap makanannya gak dipoto, namanya juga kalap, lupa semuanya 🤣.

Setelah makan siang, foto-foto, dan cukup beristirahat, kapal kembali ke Phuket. Tapi di perjalanan kami sempat berhenti sekitar sejam di Khai Nai Island. Semacam pulau kecil yang berpasir landai, banyak kafe untuk minum-minum, bisa berenang, atau kalo mau snorkeling lagi juga boleh. Bagus? Kagak ahahaha.

Dengan kondisi mendung dan ombak sore yang cukup tinggi kapal kembali ke Phuket. Dan kemudian diantar kembali ke hotel. Makan lagi? Iyalah, tapi karena capek, males jalan jauh, kami makan di….Seven Eleven. Praktis, murah, dan enak 😁😁

Maklumlah, namanya juga om-om dan tante-tante, kecapekan island hopping seharian bikin badan remuk. Jadinya hari ketiga malah bangun siang eh sore ding, orang udah jam 1 haha. Bangun-bangun mikir enaknya ngapain ya hari terakhir ini? Karena gak ada ide akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke….mal wkwkwk. Ya udahlah ya, namanya juga liburan. Kebetulan mal-nya juga gak jauh, cuma sekitar sekilo dari hotel ya udah sekalian jalan kaki cari makan kan. Eh pas ngelewatin tour agent yang kemaren, dia nawarin lagi tiket nonton cabaret show. Dan karena dapat harga yang gak terlalu mahal (2000 THB bertiga kelas VIP termasuk antar jemput ke hotel), ya beli ajalah. Kayaknya seru. Trus belinya bundling juga sama taksi ke airport besoknya. Pas hari pertama naik Grab 845 THB dari airport ke hotel, eh ini ditawarin 700 THB dijemput dari hotel diantar ke airport, ya ambil aja lah ya.

Mal-nya gak terlalu gede sih, tapi lumayanlah buat cuci mata. Barang-barang juga gak ada yang menarik untuk dibeli. Tapi ya akhirnya beli juga sih beberapa barang, karena ada yang nitip dari Jakarta.

Jadi gimana Cabaret Shownya? Buat gue sih keren. Simon Cabaret ini panggungnya cukup gede dan cakep ganti-ganti background-nya, performernya yang konon semuanya transgender juga sangat total dan profesional dalam menghibur penonton dengan lipsync dan tarian tradisional dan modern. Dan karena gue suka pertunjukan seni semacam ini (Matah Ati, Sendratari Prambanan, Devdan), gue sangat terhibur malam ini. Oya, selama show dilarang mengambil foto.

Yang unik adalah, setelah show selesai, para pengisi acara berbaris di pintu keluar. Para pengunjung yang ingin berfoto bersama bisa menghampiri salah satu aktor yang ingin diajak foto dengan memberikan tips sebesar 100 THB. Setelah itu mereka akan berpose maksimal untuk hasil foto yang juga maksimal hahaha.

Pulangnya? Ya makan lagi 😂.

This birthday trip is all about makan-makan, ketawa-ketawa, leyeh-leyeh, foto-foto, belanja-belanja, and happy-happy. I am grateful!

2 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s