First Timer in Amsterdam


Kunjungan ke Amsterdam beberapa bulan yang lalu merupakan kunjungan yang sangat menyenangkan. Walaupun mendung dan dingin (anginnya gak tahan hahaha), tapi kota yang sangat menawan ini benar-benar membuat saya jatuh hati.

Salah satu pemandangan kota yang khas di Amsterdam adalah kanal-kanal yang dapat ditemui di hampir seluruh penjuru kota. Maklumlah, kota Amsterdam terletak 4 meter di bawah permukaan laut, jadi memang harus diakali dengan membangun banyak kanal supaya tidak banjir.

Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya, di akhir bulan Desember hawanya sangat dingin. Temperaturnya berkisar 2-6 derajat Celcius. Angin yang bertiup cukup kencang membuat udara jadi terasa lebih dingin. Jadi kalau mau ke Amsterdam di akhir tahun, harus siap dengan jaket tebal dan penutup telinga ya, soalnya angin dingin bisa membuat telinga terasa seperti ditusuk-tusuk. Di akhir tahun, suasana Amsterdam memang terasa gloomy, jadi biar foto-fotonya keren, bawa winter coat yang warna-warni ya hahaha.

Apa yang paling enak dilakukan di cuaca dingin seperti itu? Yak benar, ngopi dan makan. Di Amsterdam, terutama di pusat kotanya, banyak terdapat coffee shop yang nyaman, karena dilengkapi penghangat ruangan. Harga kopi yang tidak terlalu mahal untuk ukuran Eropa dan cuaca dingin di luar membuat saya betah berlama-lama di dalam coffee shop. Makanan? Jangan kuatir. Di Amsterdam banyak restoran Asia, bahkan restoran Indonesia, dengan rasa makanan yang lumayan mendekati rasa makanan di Jakarta. Mau beli indomi? Ada dong di restoran Indonesia. Bisa cari di Toko Bandung atau Restoran Joyce di dekat Dam Square. Kalau rekomendasi saya, Asian Kitchen di dekat Muntplain. Pas di sebelah Amsterdam Flower Market.

Apa saja yang bisa dilakukan di Amsterdam? Banyak kok. Kebetulan saya cuma 3 hari di Amsterdam, dan ini akhir dari liburan akhir tahun setelah Lisbon, Barcelona, dan Rothenburg. Jadi sudah lelah, rindu nasi, homesick, dan tentu saja nyaris kehabisan uang hahaha. Karena itu, sejak awal memang rencana saya di Amsterdam hanya akan keliling menikmati kota Amsterdam saja.

Yang paling terkenal di Amsterdam adalah museum hopping. Kunjungan ke museum-museum yang tersebar di seluruh penjuru Amsterdam. Dari yang serius seperti Art Museum sampai yang unik seperti Canabis Museum. Dari yang bersejarah seperti Anne Frank House sampai yang bikin penasaran seperti Sex Museum. Rata-rata sih harus bayar 5-10 Euro. Saya sendiri lebih memilih mampir ke Amsterdam Palace di Dam Square. Nanti saya tulis terpisah ya.

Kalau mau liat windmill atau kincir angin, ada De Gooyer Windmill yang ada di tengah kota Amsterdam. Atau kalau mau yang lebih ikonik bisa mengunjungi Zaanse Schans kira-kira 30 menit naik bus nomor 391 dari Amsterdam Station. Kalo ke sini jangan lupa beli hot chocolate ya, enak banget kalo pas kedinginan. Jadi kita semacam self-service, ambil coklat bubuk dan topping lain sesuai instruksi nanti pas bayar di kasir sekalian dikasi susu panas. Oya, konon pemilik salah satu pabrik coklat terbesar di Belanda adalah orang Indonesia lho…

Tempat yang rasanya wajib dan pasti dikunjungi turis di Amsterdam adalah Red Light District di dekat Dam Square. Kawasan ini penuh dengan restoran, coffee shop, bar, toko yang menjual sex toys, dan juga ada beberapa museum (sex museum, prostitution museum, erotic museum, dll) di kiri-kanan kanal. Di kawasan ini juga ada semacam lokalisasi di mana pengunjung bisa melihat-lihat penjaja sex, melakukan transaksi, dan bahkan langsung masuk ke tempatnya setelah transaksi selesai. Yang harus diingat adalah tidak boleh mengambil foto mereka, kalau ketahuan, security akan langsung merampas kameramu.

Satu lagi favorite saya adalah Flower Market, di dekat Muntplain. Walaupun musim dingin, pasar bunga ini tetap buka. Di tengah suasana musim dingin yang gloomy, pasar yang penuh warna ini memberikan suasana berbeda. Di sini dijual berbagai macam tanaman bunga, asli dan palsu, buket bunga, bahkan bibit bunga. Andai saja tulip bisa tumbuh di pot di balkon apartemen, pasti saya beli bibitnya haha. Oya, di sini juga banyak souvenir untuk oleh-oleh, dari gantungan kunci, pajangan, kaos, dll. Untuk oleh-oleh, menurut pengalaman saya sebaiknya cari di toko-toko kecil di sekitar Central Station, bisa dapat lebih murah.

Untuk hotel, banyak pilihan kok, tidak perlu khawatir. Dari hotel berbintang sampai hotel melati, dari hostel sampai AirBnB, mudah ditemukan di Amsterdam secara online. Saya sendiri tinggal di hotel bintang 3 di pinggiran Amsterdam, dekat Sloterdijk Station. Kebetulan saya member chain hotel tersebut dan letaknya tepat di sebelah stasiun, jadi lebih mudah kalau mau ke mana-mana. Untuk transportasi, ada banyak pilihan. Kereta, trem, bus dan taksi dengan biaya bervariasi. Waktu itu saya menggunakan GVB 3 days pass seharga 17.5 Euro yang bisa digunakan untuk trem dan bus GVB di dalam kota.

Pesan saya, selama di Amsterdam hati-hati kalau ngomongin orang pake bahasa Indonesia, soalnya banyak orang Indonesia di Amsterdam hahaha.

6 comments

  1. Dari satu postingan ini aja banyak banget info yang aku dapat. Makasih udah berbagi bang. Ditunggu tulisan Amsterdam Palace-nya ya.

    Gak sabar mau foto-foto kayak gitu juga di sana 😀

    Like

  2. Waaahh aku jg ke Amsterdam Des. Harusnya ketemuan ya kita.
    Kotanya emang enak bgt ya utk jalan-jalan. Jalanan ya rata, gak kayak Lisbon 🤣
    Jadi total kmrn jalan2 ke Eropa brp lama?

    Like

Leave a comment