Pada malam terakhir gue berada di Tokyo, gue ketemuan dengan teman lama. Karena udah lama gak ketemu, kita mau bareng-bareng strolling around Tokyo menikmati malam terakhir di daerah Shinjuku. Seperti sudah banyak diketahui, selain Shibuya, Shinjuku adalah distrik yang sangat terkenal dengan night life-nya. Lampu-lampu masih menyala hingga tengah malam. Toko-toko dan mall memang sudah tutup jam 10 malam, tapi restaurant, cafe, dan bar masih buka hingga menjelang dini hari.
Kami makan di satu sudut Shinjuku yang menyajikan hidangan khas Jepang lengkap dengan kompor menyala di tengah meja ditemani bir dan sake.
Di tengah perbincangan mereka bercerita tentang satu tempat nongkrong sambil minum-minum di Shinjuku yang langsung menarik perhatian gue. Selesai makan kami langsung menuju ke tempat tersebut untuk melanjutkan obrolan ringan sambil minum-minum. Nama tempatnya adalah Golden Gai.
Golden Gai adalah suatu kawasan yang berbeda 180 derajat dengan hingar bingar Shinjuku di malam hari. Memasuki kawasan ini seperti memasuki dunia yang berbeda. Di Golden Gai ini terdapat banyak gang-gang sempit dengan lebar gang kira-kira 1,5 meter yang dipenuhi oleh bar di kanan kiri jalan.
Jangan bayangin bar yang fancy dan mewah. Bar-bar di Golden Gai tampak seperti kamar kos. Dengan ukuran yang kecil, bar-bar tersebut cuma menyediakan 5-8 kursi. Itupun duduknya mepet-mepet. Tapi hampir semua bar terisi dengan pengunjung dan mereka terlihat begitu menikmati minuman mereka lengkap dengan obrolan ringan. Yes, karena pengunjung cuma sedikit dan duduknya saling berdekatan, pengunjung bar tersebut jadi ngobrol satu sama lain, juga dengan pemiliknya/bartendernya.
Interior bar juga berbeda-beda namun semuanya unik, tergantung dengan selera pemiliknya. Salah satu teman mengintip ke salah satu bar yang tertutup dan gak keliatan ada aktifitas di dalamnya. Dan saat dia mengatakan melihat Santa Klaus di dalamnya, saat itulah kami memutuskan untuk masuk ke dalam bar tersebut.
Yang dimaksud Santa Klaus tadi ternyata adalah pemilik bar yang diberi nama Lonely itu. Pria itu terlihat memang mirip sekali dengan Santa Klaus. Dia mengenakan topi; rambut putihnya terlihat keluar dari sela-sela topi menyambung sampai ke cambang, kumis dan jenggot panjang. Semuanya sudah berwarna putih. Saaat kami masuk sambutannya terasa hangat dan menyenangkan. Dia langsung menggeser-geser kursi dan meja agar cukup di dalam barnya yang kecil dan sempit itu.
Di dalam bar sudah terdapat 4 orang lain yang terlihat sudah asyik ngobrol. Saat Pak Santa Klaus menyodorkan menu minuman, kami langsung menyeringai lebar. Harganya termasuk murah. Bir botol besar hanya 700 JPY, sake segelas besar juga 700 JPY, vodka dkk hanya 800 JPY di gelas yang cukup besar. Ditambah cemilan crackers dan kacang yang disediakan gratis oleh Pak Santa.
Sambil menunggu minuman dibuat, gue memperhatikan isi bar. Untuk ukuran yang sangat kecil, bar diisi banyak pernak pernik yang memenuhi dinding dan rak-rak di dalamnya. Terlihat koleksi DVD, piringan hitam, gantungan kunci, foto-foto di masa muda Pak Santa, poster-poster, buku-buku komik, dan tentu saja botol-botol minuman baik yang terisi maupun yang kosong.
Ngapain aja di dalam? Ya sama aja seperti di bar lainnya. Kita ngobrol dengan teman-teman, pengunjung lain, dan Pak Santa. Di dalam disediain beberapa games ringan juga. Tentu bisa dengerin musik juga karena Pak Santa juga memutar musik dengan volume yang pas dan gak ganggu. Lagu-lagu yang diputar memang kebanyakan oldies, 70s dan 80s, namun terasa pas dengan suasananya. Repotnya adalah, kalo udah tipsy dan lagunya enak, susah mau joget, kan tempatnya kecil hahaha…
Uniknya lagi, tiap ada pengunjung yang keluar, Pak Santa mengantar sampai ke luar bar sambil memapah. Dia kuatir pengunjungnya gak bisa jalan tegak karena mabok hahaha. Kalo mau ke toilet, jangan kuatir, walaupun kecil namun di dalam bar tetap ada toilet mini. Gue gak nyoba sih, jadi gak tau seberapa kecil itu toiletnya hahaha.
Sebelum pulang, temen gue ngasi souvenir berupa uang Indonesia ke Pak Santa. Dia seneng banget dan minta uangnya ditandatangani hahahaha.
Anyway, next time kalo ada kesempatan lagi mampir ke Golden Gai, gue bakalan nyobain bar lainnya. Kalo perlu 2 bar dalam semalam. Soalnya semuanya kece-kece hahaha
Menarik si pak santa, berasa jomplang banget ya dari hingar bingar jadi tenang. Waktu aku ke korea juga ada lorong sepi itu dan isinya bar juga cuma aku ga masuk
LikeLike
Hahaha iya koh
LikeLike