Judulnya provokatif banget ya hahaha. Kan biar orang tertarik baca, isinya sih gak akan macem-macem, takut dibully netijen π.
Anyway, tulisan ini akan berisi beberapa pertanyaan gue tentang hari batik. Yang paling utama adalah, mengapa harus batik (saja)?
Kita semua tahu bahwa Indonesia terdiri dari banyak sekali budaya yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur, termasuk juga kain tradisional. Batik hanya satu dari sekian banyak kain tradisional yang ada di Indonesia. Penentuan hari batik nasional berdasarkan Keputusan Presiden no. 33 tahun 2009. Hal ini diputuskan pemerintah setelah UNESCO memasukkan batik dalam Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009.
Well, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan batik? Setelah coba googling, ini adalah hasil pencarian yang menurut gue cukup representatif. Berdasarkan Konvensi Batik Internasional yang diselenggarakan di Yogyakarta tahun 1997, batik didefinisikan sebagai proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax/malam) sebagai alat perintang warna. Sebenarnya seni pewarnaan dengan teknik perintang ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Teknik ini akhirnya berkembang pesat di Indonesia dan akhirnya dikenal sebagai bagian dari budaya tradisional Indonesia.
Kembali ke pertanyaan semula, mengapa harus batik (saja)?
1. Kalau berbicara tentang teknik, Indonesia juga punya teknik menenun misalnya, yang dikenal di hampir semua daerah (ulos, songket, tenun Lombok, dll).
2. Kalau berbicara tentang motif, gak terhitung juga banyaknya di Indonesia, dari motif gorga Tapanuli, motif hewan dan tanaman dari Toraja, motif lurik dari Jawa dan banyak lagi.
3. Kalau batik merupakan teknik, maka seharusnya yang kita pakai ya harus batik tulis, karena batik cap sebenarnya gak ada bedanya dengan pakaian lain yang bermotif Hello Kitty, misalnya. Eh coba aja googling, ada lho sekarang batik bermotif Hello Kitty ππ
4. Kalau batik merupakan budaya asli Indonesia, kenapa pramugara Garuda yang merupakan perusahaan penerbangan nasional tidak mengenakan kemeja batik? Ok, ini mulai ngelantur hahaha.
Dengan adanya hari batik nasional dan massive campaign tentang penggunaan pakaian batik, apakah industri batik yang sebenarnya (batik tulis) juga ikut meledak? Menurut gue kok biasa aja ya. Harga batik tulis memang mahal karena proses pengerjaan dan kualitasnya juga premium, sehingga orang gak akan pakai batik tulis ini untuk pakaian sehari-hari (well, kecuali those damn rich people tentunya).
Anyway selain Indonesia, Malaysia, India dan Tiongkok juga punya batik, jadi kenapa UNESCO memutuskan batik Indonesia yang jadi warisan budaya? Dan apa definisi batik Indonesia? Kalo ada yang bisa bantu jelasin gue akan sangat senang lho. Saking senangnya, bisa jadi lo gue beliin batik. Yang cap tentunya, karena gue sendiri aja blom punya batik tulis hehehe.
By the way, gue sedikit banyak tau rasanya membatik lho, ini buktinya π
Kenapa bukan hari kain nasional ya? Kain indonesia kan buanyak ragamnya.
LikeLike
Nah bener banget koh. Itu yang gue tanyain sebenarnya
LikeLike
Kalau menurut gw, Bang… kenapa “Hari Batik” dan bukan “Hari Kain Nasional” karena ditentukannya setelah teknik membatik diakui sebagai intangible heritage oleh Unesco itu kan.. jadi seandainya yang diakui Unesco adalah teknik menenun atau menyongket, mungkin ceritanya akan ada “Hari Tenun” atau “Hari Songket” Nasional.
Nah, mungkin makin kesini biar kesadaran rakyat Indonesia akan kekayaan kain negara-nya makin tinggi, gw sih setuju kalau hari batik diubah menjadi “Hari Kain Nasional”. Sama hal-nya dengan “Hari Kongres Perempuan” yang sekarang kita peringati dengan “Hari Ibu”, gitu… π
LikeLike
Kain byk …jadi kalo tradisi masuk utk topik maka perlu fokus ….kain tenun…kain batik…atau kain apa lagi yang mampu jelaskan spesifik…UNESCO melihat bahwa batik merupakan perkembangan peradaban dan usia dari batik tersebut memiliki story serta desainnya ada makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya. .
LikeLike