Tes Keperawanan? Sakit Jiwa!!!
(Written: Wednesday, August 21, 2013)
Sejak kemarin di berbagai jaringan sosial media ramai dibicarakan mengenai rencana kontroversial tes keperawanan bagi siswi-siswi setingkat SMA di Prabumulih, Sematera Selatan. Begitu membaca berita tersebut, cuma satu yang terlintas di kepala saya. Sakit jiwa!!!
Saya sudah berusaha keras untuk memahami apa tujuan Dinas Pendidikan untuk mengadakan tes keperawanan tersebut. Tapi tetap saja saya tidak menemukan alasan yang masuk akal untuk melakukannya. Kadin Pendidikan mengatakan tujuan dari tes keperawanan tersebut adalah untuk menekan tindakan asusila di kalangan para pelajar di Prabumulih. Entah dimana logikanya. Menurut beliau, dengan adanya tes, maka siswi akan jadi takut melakukan hal-hal negatif. (Baca disini). Saya makin tidak mengerti dengan logika berpikirnya. Jadi tes yang mahal itu buat nakut-nakutin siswi? Sakit jiwa!!!
Lalu katanya tes tersebut sebagai respon terhadap maraknya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum, bahkan diduga melakoni praktik prostitusi (baca disini). Ini alasan yang lebih parah lagi. Apakah Pak Kadin itu tahu, bahwa hilangnya keperawanan tidak selalu berhubungan dengan perbuatan mesum? Apakah Pak Kadin itu tahu bahwa wanita yang masih perawan pun belum tentu tidak berbuat mesum? Toh banyak cara yang bisa dilakukan untuk berbuat mesum. Kalo tidak tahu caranya, silakan googling. Sakit jiwa!!!
Seolah-olah semua siswi diperlakukan sebagai tertuduh pelaku tindakan mesum, yang kemudian akan dibuktikan dengan melakukan tes keperawanan. Yang tidak perawan berarti berbuat mesum. Kalau ternyata semua perawan artinya kemesuman para siswi hanya rumor belaka. Jika demikian, tes yang biayanya mahal dan mengorbankan ‘kehormatan’ para siswi hanya dilakukan untuk membuktikan rumor. Sakit jiwa!!!
Apakah mereka sadar bahwa perbuatan mesum itu dilakukan oleh wanita dan pria? Jadi apakah akan ada tes keperjakaan juga? Kalau tidak ada, apakah itu artinya hanya wanita yang patut disalahkan jika ada pasangan yang berbuat mesum? Jika demikian, bukankah tes ini akan merendahkan martabat wanita? Sakit jiwa!!!
Lalu tidak jelas juga, apa sanksi yang akan diterima jika memang terbukti tidak perawan. Apakah tidak bisa melanjutkan sekolah? Apakah diberikan sanksi moral? Apakah harus dikawinkan? Apakah dihukum mati? Kalau tidak ada sanksi, untuk apa dilakukan tes ini? Apa yang ingin dicapai? Sekedar menghabiskan uang rakyat? Sakit jiwa!!!
Memang tes keperawanan ini masih wacana. Tapi hanya orang yang sakit jiwa lah yang mewacanakan hal seperti ini. Orang-orang yang (mungkin) otaknya sudah pindah ke selangkangan.