Lulus. Trus?
(written: May 26, 2012)
Minggu ini anak SMA menerima pengumuman kelulusan. Sebagian berbahagia karena lulus, sebagian berduka karena tidak lulus. Yang tidak lulus ya otomatis harus mengulang. Yang lulus?
Lulus SMA bukan berarti kehidupan selesai. Buat saya, kehidupan justru baru dimulai. Ada yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ada yang (terpaksa) harus langsung bekerja. Coba kita lihat satu-satu.
Sistem pendidikan kita mengenal pemisahan jurusan secara spesifik justru pada tingkatan perguruan tinggi. Di SMA memang sudah dimulai dengan pemisahan IPA-IPS-Bahasa atau A1-A2-A3-A4, tapi itu belum spesifik. Di perguruan tinggi akan jauh lebih spesifik lagi. Misalnya mau teknik, harus tahu teknik apa, mesin, sipil, elektro, dll. Mau ekonomi juga harus tahu mau akuntansi, manajemen, dll.
Tapi tunggu dulu, sebelum sampai ke pilihan tersebut, ada yang lebih penting lagi. Saat lulus dari SMA, kita sudah harus punya cita-cita, keinginan, minat, mimpi mengenai masa depan kita. Mungkin belum spesifik, tapi sudah harus punya gambaran, mau jadi apa nanti. Ini penting. Masa depan akan segera dimulai. Dan kita yang tahu mau seperti apa bentuk masa depan kita nanti. Jangan ikut-ikutan teman. Mereka punya mimpi sendiri yang mungkin berbeda dari kita. Cita-cita itu akan menentukan pilihan yang akan kita ambil. Dan tentu kita akan mulai belajar bertanggung jawab atas pilihan tersebut.
Ok, jadi kita sudah punya pilihan bidang apa yang akan kita tuju. Sekarang pemilihan perguruan tingginya. Ini juga harus dipikirkan matang-matang. Ada beberapa pilihan yang bisa diambil.
Yang pertama kedinasan atau tidak. Yang kedinasan biasanya ada iming-iming ikatan dinas setelah lulus. Tapi biasanya juga, syarat masuknya lebih berat dibandingkan perguruan tinggi biasa.
Jika memilih perguruan tinggi umum, banyak juga pilihannya. Mau S1, D3, Politeknik, Akademi. Mau swasta atau negeri. Lokasinya mau dimana. Dan seterusnya. Yang harus dipertimbangkan adalah biaya (biaya kuliah dan biaya hidup), kualitas jurusannya (cek akreditasinya), peluang diterima berdasarkan kemampuan akademis kita, dan juga peluang kerja setelah lulus.
Biaya? Pasti. Terus terang saja, kuliah itu tidak murah. Selain uang kuliah tentu ada biaya beli buku, fotocopy tugas, seminar ini itu, praktikum, dll. Lalu biaya hidup. Kalau di luar negeri ya sudah pasti mahal. Di luar kota pasti harus kost. Makan dan biaya sehari-hari juga lumayan mahal kalau di kota besar. Jadi mendingan dihitung dulu kemampuan biaya yang dimiliki sebelum memilih perguruan tinggi.
Memang nantinya akan ada banyak beasiswa tersedia, tapi yang ‘memperebutkan’ juga banyak, jadi mending memang jangan diperhitungkan dari awal. Prepare for the worst saja. Bekerja sambil kuliah juga bisa jadi pilihan. Tapi pasti akan sangat berat. Kuliah itu berat, tidak seperti SMA. Jadi pikirkan sebelum mengambil pilihan ini. Jika biaya terbatas, Pilih saja pendidikan yang jangka waktunya tidak terlalu panjang. D1 atau D3 misalnya. Jadi bisa lebih cepat bekerja setelah lulus. Kelak masih bisa melanjutkan lagi untuk mendapatkan gelar sarjana.
Kualitas jurusan sangat penting. Kalau tidak salah kita bisa cek di internet untuk akreditasinya. Tapi tentu saja jurusan yang bagus peminatnya juga banyak, sementara tempat terbatas, jadi pasti persaingan untuk mendapatkan tempat cukup berat.
Peluang diterima juga harus dipertimbangkan. Kalau kemampuan pas-pasan, ya jangan daftar di fakultas ekonomi UI, misalnya. Pilihlah yang kira-kira peluangnya cukup bagus. Ke daerah juga tidak apa-apa. Toh setelah masuk nanti sebagian besar kesuksesan akan bergantung pada kemampuan kita.
Peluang kerja setelah lulus juga cukup penting untuk dipertimbangkan jika kita bermaksud untuk mencari pekerjaan setelah lulus nanti. Beberapa perusahaan besar sudah membatasi hanya menerima karyawan dari beberapa perguruan tinggi terkemuka saja. Terkait dengan otonomi daerah, beberapa perusahaan di daerah juga sudah memberikan peluang lebih besar untuk lulusan dari daerah itu dalam penerimaan karyawan baru. Strategi yang benar akan menentukan ‘nasib’ kita setelah lulus.
Oya, kalau tidak memungkinkan untuk melanjutkan kuliah, ada alternatif lain. Yaitu mengambil kursus-kursus keahlian yang bisa mendukung kita saat mencari pekerjaan. Atau coba cari di internet mengenai informasi pekerjaan yang diawali dengan pendidikan gratis, misalnya flight attendant.
Seperti saya sebutkan di atas, kelulusan SMA adalah awal kehidupan. Dan suatu awal itu sah-sah saja jika mau dirayakan. Tapi ingat, perjalanan masih panjang, jangan terlena dengan perayaan sesaat. Segeralah kembali fokus pada masa depan. Goodluck
Kalau memutuskan mau ikut SMPTN, mungkin tips berikut ini bisa dibaca disini