Saat saya kebetulan nongkrong ngopi di daerah Ubud sambil scrolling search tab di Instagram, tiba-tiba ada sebuah foto yang menarik muncul di layar hp. Saya langsung googling dan ternyata lokasinya nggak terlalu jauh dari tempat nongkrong saya itu. Walaupun waktu sudah hampir menunjukkan pukul 4.30 sore, tapi karena tempat tersebut tutup jam 6 dan jarak tempuh hanya 15 menit, maka saya memutuskan untuk mampir ke sana. Nama lokasinya adalah Pura Gunung Kawi, di daerah Tampaksiring.
Pura Gunung Kawi adalah salah satu warisan dunia (world heritage) yang ditemukan sekitar tahun 1910. Situs ini sendiri berusia sekitar 1000 tahun berupa candi yang diukir langsung ke dinding tebing batu di sisi kanan dan kiri sungai Pakerisan yang mengalir membelah kawasan ini. Penjelasannya kurang lebih seperti ini:
Setelah parkir di tempat yang disediakan (sekitar 50 meter dari gerbang utama), saya membeli tiket masuk sebesar 30 ribu rupiah (untuk turis asing 50 ribu rupiah). Sebelum masuk saya diharuskan mengenakan kain Bali. Tujuannya adalah untuk menghormati tempat yang merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu ini.
Untuk menuju ke lokasi utama pura, saya harus melewati jalan setapak berupa 300 anak tangga. Untunglah cuaca sore itu agak mendung, angin yang berhembus sejuk ditambah pemandangan sawah yang menghijau di kiri kanan anak tangga juga cukup membantu sehingga perjalanan ke bawah tidak terlalu terasa melelahkan. Di dekat gerbang juga terdapat beberapa toko souvenir kalo mau belanja, tapi saran saya nanti saja sebelum pulang, bisa sekalian istirahat setelah mendaki 300 anak tangga lagi hahaha.
Sampai di ujung jalan setapak, terdapat lubang berbentuk kotak yang merupakan gerbang masuk ke kawasan utama. Langit yang agak mendung ditambah sepinya pengunjung karena sudah sore membuat suasana terasa lain. Aura mistis terasa sangat kuat bagi saya yang biasanya tidak terlalu peka. Suara angin berhembus dan gemericik air sungai membuat suasana terasa agak mencekam. Bukan, bukan takut yang saya rasakan, tetapi ada semacam ketenangan yang terasa aneh memenuhi udara sore itu.
Seperti sudah saya ceritakan di atas, candi di kawasan ini diukir langsung ke dinding batu di sisi kanan dan kiri sungai. Terdapat jembatan kecil yang menghubungkan sisi kiri dan kanan sungai dan kita harus menyeberang untuk mengunjungi pura utama. Sayangnya karena sudah terlalu sore, beberapa area sudah ditutup. Namun saya masih sempat mengambil beberapa foto di sini.
Kunjungan saya sangat singkat, namun cukup membuat saya kagum kepada pembuat situs ini. Selain candi dan pura, terdapat juga ceruk-ceruk di dalam dinding batu yang dahulu kala digunakan untuk meditasi. Menurut cerita, ada orang sakti bernama Kebo Iwa yang mengeruk dinding batu untuk membangun candi. Di dalam kawasan candi konon juga terdapat makam Raja Udayana dan anaknya, Raja Wungsu. Sayang, saya tidak bisa melihat kolam pemandian dan pancuran air yang kebetulan ditutup karena sudah sore.
Karena saya sedang sibuk mengambil foto aliran sungai, saya tidak menyadari bahwa hari makin sore dan saat tersadar ternyata tinggal saya sendirian di sisi sungai tempat pura berdiri. Entah kenapa seperti ada yang menyuruh saya untuk segera bergegas meninggalkan kawasan ini. Sekali lagi, saya tidak merasa takut, saya hanya tiba-tiba merasa diingatkan bahwa saya harus segera pulang. Segera saya menyeberangi jembatan dan kembali menyusuri jalan setapak kembali ke gerbang utama di atas. Lain kali saya akan kembali dan exploring situs sejarah ini lebih jauh lagi.
Kalau nanti berkesempatan ke Bali, aku udah niatin akan ke tempat ini. Hanya karena salah satu scene di film The Fall syutingnya di sini hahaha.
LikeLike
Lho malah baru tau gue haha. Thank you om 🙌🏻
LikeLike
Kalau lagi iseng, coba nonton bang Film traveling terbaik menurutku. Syutingnya di belasan negara dan Bali, Indonesia salah satu yang dipilih. Ketjeh.
Btw, karena film/serial berjudul The Fall banyak. Yang kumaksud ini yang dibintangi sama Lee Pace.
LikeLiked by 1 person
ehh
itu batu” dibolongin dan dipahat gitu???
LikeLike
Iya bener. Keren ya jaman dulu
LikeLike
Wow, Ada pura yang masuk world heritage di Ubud. next ke Bali masukkin bucket list.
LikeLike
Yesss. Keren tempatnya!
LikeLike