Apa yang terlintas di kepala kalo denger Lawang Sewu? Kalo gue langsung kepikiran bangunan tua yang banyak setannya. Hiiiyy… Maklumlah, dulu pernah ada acara TV yang salah satu segmennya adalah uji nyali. Lawang Sewu ini adalah salah satu tempat yang cukup sering digunakan untuk lokasi syuting. Saat itu di TV bangunannya terlihat tua, gelap (ya iyalah, syutingnya pas malam), dan menyeramkan. Ditambah lagi cerita-cerita peserta uji nyali yang extravaganza tentang penampakan-penampakan yang terjadi selama mereka berada di lokasi syuting. Bener atau ngga-nya gue gak tau. Tapi yang jelas gue gak bakalan mau ke sana.
Tapi akhir-akhir ini di Instagram banyak beredar foto-foto tentang Lawang Sewu. Tapi berbeda jauh dengan apa yang ada di bayangan gue selama ini. Setelah gue telusuri, ternyata Lawang Sewu sudah diperbaiki dan dipercantik sekitar tahun 2009 sehingga sekarang jauh dari kesan menyeramkan. Tentu saja sebagai penyuka bangunan tua, gue jadi tertarik untuk mengunjunginya. Kebetulan ada kesempatan jalan-jalan ke Semarang, gue mampir ke tempat ini.
Dari luar, bangunan ini terlihat megah dan mengagumkan. Mirip dengan bangunan-bangunan di Eropa. Tiket masuknya hanya 10 ribu rupiah per orang. Trus di dekat loket ada yang nawarin pake pemandu langsung aja gue iyain. Sebenarnya gue gak terlalu butuh informasi formal, toh semua bisa didapat di internet. Tapi gue butuh ada yang nemenin di dalam. Maklum, walaupun sudah terlihat jauh lebih terawat dan kece, tapi tetep aja ada perasaan gak nyaman yang rasanya sulit untuk dijelaskan saat kita berada di dalam kompleks bangunan. Tarif pemandu 40 ribu dan gue gak pake nawar lagi hahahaha.
Gue tiba di Lawang Sewu sekitar jam 4.30 sore. Suasana agak mendung, tapi masih terang benderang. Jadi gue minta ke pemandu untuk mengantarkan ke spot-spot yang butuh cahaya (baca: kalo udah malam jadi serem wkwkwkwk). Sebelum menjadi museum seperti sekarang ini, Lawang Sewu adalah gedung yang digunakan sebagai kantor perusahaan kereta api jaman Hindia Belanda. Pernah juga jadi kantor Kodam Diponegoro dan Kanwil Departemen Perhubungan Jawa Tengah.
Di kawasan Lawang Sewu ini ada 4 gedung, A-B-C-D. Pertama gue masuk ke gedung A. Di sini gue mau melihat kaca mozaik yang cukup terkenal itu. Tempatnya ada di lantai dua, tapi kebetulan pengunjung gak diijinkan naik ke lantai dua. Untungnya kaca tersebut bisa dilihat dari bawah. Kece deh, mirip mozaik di gereja-gereja Katolik. Di kaca mozaik tersebut terdapat gambar beberapa lambang, misalnya gambar roda yang pernah jadi lambang PT. Kereta Api, lambang negara Belanda, gambar ayam, gambar burung bangau, gambar ikan, gambar dua orang perempuan yang konon melambangkan dua orang Dewi, dll. Ada juga lambang kota Semarang tempo dulu berupa gambar pedang di kaca mozaik tersebut.
Kejutan pertama dari pemandu datang saat kami melewati deretan pintu di gedung A. Sambil menunjuk ke monument yang ada di depan Lawang Sewu, si pemandu bercerita bahwa dulunya tempat itu adalah kuburan dari 6 orang tanpa kepala, korban dari pertempuran 5 hari di Semarang melawan tentara Jepang. Walaupun kuburan sudah dipindahkan, tetap saja nyali sudah terlanjur mengkerut dan gak berani foto, takut ada yang ikutan nongol hahaha.
Kemudian kami pindah ke Gedung B dan naik ke lantai 3. Tujuan utamanya adalah untuk mengambil foto Lawang Sewu dari atas. Lantai 3 ini berupa loteng yang luas. Konon dulu tujuannya adalah untuk menyerap panas sehingga gak langsung diteruskan ke lantai 1 dan 2. Entah karena emang gue penakut entah karena memang ada ‘sesuatu’, rasanya sangat berbeda saat berada di lantai 3 ini. Hawa terasa sumpek dan berat, padahal sepanjang dinding kanan dan kiri terdapat banyak sekali jendela yang terbuka. Karena gak tahan, setelah berfoto sebentar gue langsung minta turun. Di bawah pemandu memberikan kejutan kedua. Dia bercerita bahwa sudah beberapa kali dia membawa pengunjung naik ke lantai 3 dan menyaksikan langsung beberapa penampakan di situ. Kebanyakan terjadi menjelang waktu Maghrib. And guess what….gue tadi minta turun ke bawah pas saat menjelang Maghrib. Syereeeemmm… 😱
Sisanya pemandu menemani berkeliling sambil bercerita tentang sejarah gedung dan kondisinya kini. Misalnya jumlah pintu yang kemungkinan memang gak sampe seribu, lalu ada ruangan-ruangan yang terhubung satu sama lain tanpa pintu, namun hanya kusen sehingga terlihat seperti bayangan di cermin, dll. Beberapa ruangan di Lawang Sewu ini juga disewakan untuk acara-acara private seperti resepsi pernikahan, pesta ulang tahun, acara gathering kantor, dll. Bahkan ada juga yang melakukan foto pre-wedding di gedung ini. Entah tujuannya apa. Bayangin aja kalo pas pre-wedding ada yang ikutan nongol di hasil fotonya. Hiiiyyy….😂😂
Saat melintasi halaman gedung B, si pemandu memberikan kejutan berikutnya. Dia menceritakan tentang fungsi ruang bawah tanah pada awalnya adalah untuk mendinginkan gedung dengan cara mengisi air di dalam ruang bawah tanah tersebut. Namun pada masa penjajajah, ruang bawah tanah ini digunakan untuk menyiksa tawanan. Banyak tawanan yang meninggal dunia saat penyiksaan di ruang ini. Saat si pemandu bercanda dan menawarkan untuk masuk ke dalam ruang bawah tanah tersebut, gue TENTU SAJA MENOLAK MENTAH-MENTAH hahahahaha….
Di gedung C yang saat ini berfungsi sebagai museum kereta api terdapat beberapa material dan barang-barang yang digunakan untuk membangun Lawang Sewu. Batu bata yang diimpor dari Belanda, campuran semen yang digunakan, pelapis cat kayu, dll. Gedung D saat ini berfungsi sebagai kantor pengelola Lawang Sewu.
Setelah penjelasan pemandu selesai, gue menunggu dulu sampai malam dan gelap, karena konon Lawang Sewu di malam hari sangat memikat dengan hiasan lampu-lampu. Nunggunya di mana? Di luar dong tentunya, mana berani gue nunggu di dalam gedung hahahaha. Selepas Maghrib hujan turun cukup deras, namun untungnya hanya sebentar sehingga acara foto-foto bisa dilanjutkan.
Oh iya, kalo mau ke toilet mending barengan ya…soalnya toiletnya juga spooky hahahahahaha.
Lawang Sewu
Komplek Tugu Muda, Jl. Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50132
fotonya keren ben
LikeLike
Thanks ya Era 😊
LikeLike
ulasannya enak; foto2nya juga keren dan bagus thx bro
LikeLike
Thanks mas
LikeLike
hii bernard, baru tahu punya halaman sendiri. keren foto dan tulisannya. sehat dan sukses terus
heri
LikeLike
Waaah thanks Her 🙌🏻
LikeLike