Forty Trip Part 2: Day 1-SYDNEY


Karena flight schedule Air Asia dari Denpasar lewat tengah malam, maka sekitar jam 9 pagi gue udah nyampe di Sydney. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 6 jam dan ada perbedaan 2 jam antara Sydney dan Denpasar. Oya, gue melakukan pre order meal di Air Asia karena gue khawatir kelaparan di dalam pesawat. Makanan dibagikan kira-kira 3 jam sebelum pesawat mendarat. Jadi jam 6 pagi waktu Sydney atau jam 3 pagi waktu Jakarta. Karena waktu masih terlalu pagi untuk perut gue, maka gue…..ya tetap makan sih hahahaha. Kebiasaan kalau lagi liburan, perut lapar tiap saat hahaha.

Saat pemeriksaan imigrasi, gak ada kesan tegang dan ‘menyeramkan’ seperti pemeriksaan di imigrasi negara-negara lain termasuk Indonesia. Petugas imigrasi selalu ramah dan tersenyum kepada semua pendatang. Waktu giliran gue, cuma ditanya dalam rangka apa ke Australia. Gue jawab dan kelar. Udah gitu aja. Setelah selesai dan akan beranjak pergi, si petugas manggil gue lagi. Gue sudah deg-degan takut ada masalah. Ternyata si petugas cuma bilang ‘happy early birthday, Sir‘. Wow, that’s really nice 🙂

Kesan pertama gue setelah tiba di Sydney adalah……dingin. Yaeyalaah hahaha. Kesan berikutnya adalah bersih. Langitnya biru banget. Udaranya segar. Orang-orangnya semua ramah dan penuh basa basi. Waktu gue bertanya kepada seorang petugas tentang transportasi ke hotel, gue mendapatkan informasi lengkap dalam sekali tarikan nafas dan tetap dengan senyum ramah.

Ada 4 cara menuju hotel dari airport. Naik kereta 17 AUD dua kali ganti, naik taksi sekitar 40-50 AUD, naik bis umum yang jauh lebih murah, atau naik airport shuttle 15 AUD diantar sampai ke hotel. Gue memilih naik airport shuttle. Alasannya sederhana, gue males ribet karena bawa-bawa koper. Maunya langsung cepet nyampe hotel dan istirahat. Maklumlah naik pesawat gak bisa istirahat dengan tenang, jadi untuk memulihkan kondisi tubuh gue perlu istirahat yang cukup. Oya, kalau mau naik airport shuttle, dari tempat pengambilan bagasi jalan ke arah McDonald, lalu belok kiri ke arah pintu keluar, lalu jalan sedikit ke arah kanan. Mobilnya semacam travel Cipaganti dengan box beroda yang tertutup tersambung di belakang mobil untuk mengangkut barang.

Jarak dari airport ke hotel gak terlalu jauh, ditambah dengan kondisi jalanan yang lancar tanpa macet, jadi walaupun harus mengantar penumpang lain lebih dahulu, sekitar 30 menit gue sudah tiba di hotel. Setelah tiba di hotel dan bongkar koper, gue langsung tidur sampai sore hahaha.

Sorenya gue terbangun karena kelaparan dan memutuskan untuk keluar hotel. Gue berjalan kaki menikmati jalan raya dengan pedestrian yang lebar dan nyaman, masuk ke kawasan perumahan yang tenang, menyusuri pinggiran kanal dengan pemandangan yang menyegarkan.

Hingga tiba di sebuah taman yang luas dan indah. Sydney Royal Botanical Garden namanya. Taman ini sudah berumur tepat 200 tahun di 2016 ini. Luasnya sekitar 30 hektar dan berada tepat di jantung kota Sydney. Karena udaranya yang segar dan pemandangan yang indah, taman ini selalu ramai dengan orang-orang yang bersantai bersama keluarga, pasangan yang sedang pacaran atau mereka yang sekedar duduk-duduk membaca buku. Di beberapa area juga ada sekelompok orang yang berolahraga bersama seperti cross training atau yoga. Terlihat juga orang-orang yang lari mengelilingi taman. Berbagai jenis tanaman ditanam di sini termasuk beberapa jenis tanaman langka yang dirawat di area khusus. Taman dibuka setiap hari dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore.



Gue berjalan menikmati keindahan taman sambil ngeceng ke orang-orang kece yang sedang bersantai di taman, hingga gak terasa sampai di ujung taman yang berbatasan dengan gerbang Sydney Opera House saat menjelang matahari terbenam. Pemandangannya sungguh indah dengan hamparan laut berwarna keemasan di satu sisi dan taman yang indah di sisi satunya, sementara di depan gue terlihat matahari yang masih mengintip malu-malu di sela-sela Sydney Opera House. The view was breathtaking. You know, it’s breathtaking not only because of the view. Tapi juga karena dingin banget kena angin hahaha.

 

Gue nunggu sampai agak gelap, saat lampu-lampu mulai dinyalakan. Another breathtaking view. Sydney Harbour Bridge terlihat menyala di kejauhan, sementara burung-burung camar beterbangan di atas laut. Lots of joy in just one day.

 
Karena terlalu semangat, gue baru ingat kalau gue belum makan dari tadi. Well, it’s a miracle actually kalo gue bisa lupa makan hahaha. Gue akhirnya makan sambil menikmati pemandangan di tepi laut. Chicken Pritzel dan kentang goreng dengan porsi raksasa rasanya cukup untuk makan malam. Harga makanan di sini sekitar 10-20 AUD tergantung jenisnya. Di dekat tempat wisata seperti ini biasanya memang lebih mahal harganya.

Gue nongkrong di sana sampai sekitar jam 8 malam lalu pulang ke hotel. Tetap jalan kaki karena rasanya terlalu sayang kalau melewatkan banyak pemandangan indah di sepanjang jalan pulang, seperti bangunan-bangunan tua, gereja-gereja megah, orang-orang kece yang dalam perjalanan pulang kantor (ehm…), atau gedung berlambang freemason hehehe.



Sampe hotel, cek email kantor plus bales-balesin yang penting, trus langsung tidur. Besok lanjut lagi yak 🙂

Thank God for today

 

One comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s