Saya Rindu Natal


Saya rindu Natal. Bukan Natal yang biasa, tapi Natal yang seperti saya alami di masa kecil dulu.

Buat saya dulu,

Natal itu waktunya pakai baju baru. Tanpa harus berhitung berapa sisa tabungan yang harus saya atur.

Natal itu waktunya libur sekolah. Tanpa harus berpikir apa pekerjaan yang masih harus diselesaikan sebelum akhir tahun.

Natal itu waktunya bebas makan. Tanpa harus mengingat berapa level kolesterol, asam urat, dan kadar lemak yang harus saya kontrol untuk tetap sehat.

Natal itu waktunya minum soda dan es krim pake es. Tanpa harus mengerenyit menahan ngilu di gigi.

Natal itu waktunya ke gereja dengan aman tentram. Tanpa pengawalan polisi dan TNI di mana-mana.

Natal itu waktunya salam-salaman sambil tertawa bebas. Tanpa ada perdebatan tentang halal atau haram.

Natal itu waktunya berburu atau membuat kartu Natal, lalu mengirimkannya dengan pesan pribadi yang ditulis tangan. Bukan boradcast message yang sekali kirim ke 1000 orang.

Natal itu waktunya open house dan menerima kunjungan teman dan tetangga yang berbeda keyakinan. Tertawa bersama tanpa merasa jauh satu sama lain.

Natal itu waktunya kumpul bersama, ketawa bersama, ngobrol bersama. Tanpa sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

Ah, saya jadi tambah rindu dengan Natal yang dulu.

2 comments

  1. Berburu kartu natal dan bagi-bagiin ke semua orang. Dan banyak gambar2 lucu yang diberikan. Waaaah that’s a wonderful moment! Bener banget 😍😍😍😍

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s