Masa Lalu dan Masa Depan
(written: Monday, Dec 31, 2012)
Bertahun-tahun lalu saya bekerja di sebuah perusahaan otomotif, di bagian perencanaan stok dan pembelian parts. Pada intinya saya bertanggungjawab untuk menghitung berapa banyak parts yang harus saya beli dan berapa banyak parts yang harus saya miliki sebagai stok. Tentu saja ada besarnya permintaan dari customer yang harus dipertimbangkan. Kalau permintaan tinggi, stok saya bisa habis, dan tidak bisa memenuhi permintaan selanjutnya. Kalau permintaan rendah, stok saya bisa berlebih, ini pemborosan, biaya. Problemnya, saya bukan peramal yang bisa meramalkan berapa banyak parts yang akan dipesan oleh customer. Jadi bagaimana saya bisa menentukan level stok dan berapa banyak parts yang harus saya beli?
Ada beberapa faktor yang bisa dipegang sebagai bahan pertimbangan. Yang paling utama adalah history penjualan di masa lampau. Apa hubungannya? Dengan keterbatasan kita untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan sejarah masa lalu sebagai dasar perhitungan untuk merencanakan masa depan. Valid? Walaupun tidak 100%, namun biasanya cukup valid. Kok bisa?
Habit customer otomotif biasanya memang sejalan dengan trend. Misalnya berapa kali mobil ganti oli dalam setahun, berapa banyak mobil yang telah dan akan diproduksi, berapa km biasanya mobil digunakan dalam setahun, kapan biasanya customer membawa mobilnya ke bengkel, dll. Dan semua habit itu bisa dipelajari dari sejarah di masa lalu. Tentu saja ada beberapa adjustment yang terjadi dan harua diperhitungkan. Namun tetap saja masa lalu adalah faktor yang paling utama dalam perhitungan.
Teori masa lalu-masa depan yang tadi berlaku di supply chain, ternyata juga berlaku di kehidupan kita. Pada dasarnya semua yang terjadi saat ini adalah akibat dari apa yang sudah terjadi di masa lalu. Dan apa yang akan terjadi di masa depan adalah akibat dari apa yang sedang terjadi di masa kini. Jadi apa yang akan terjadi di masa depan dapat kita ‘hitung’ dengan melihat kembali masa lalu.
Di momen akhir tahun seperti saat ini, ada baiknya kita merenung sejenak, mengingat dan menghitung apa yang sudah terjadi di masa lalu kita, sebelum kita mulai menapak awal tahun. Perencanaan yang matang berdasarkan pengalaman di masa lalu akan mempermudah kita untuk menentukan apa saja yang ingin kita capai di masa depan. Ini sama sekali bukan ‘anti-move on’.
Move on bukanlah melupakan masa lalu. Move on berarti berhenti hidup di masa lalu, berani meninggalkan masa lalu, belajar dari masa lalu, dan mulai melangkah di masa yang baru. Sekali lagi, bukan melupakan. Segala kegagalan dan kesuksesan di masa lalu harus selalu diingat dan digunakan sebagai dasar kita untuk menentukan rencana masa depan.
Selamat Tahun Baru 2013. Tuhan Memberkati.
Bang Bernard, gak nyangka ternyata kerja sbg demand/supply planner ya? Haha, mau ngelengkapin mas, untuk ngevalidasi history sebaiknya dilengkapin learning log yg regularly reviewed. Jadi kalau ada history yg outlier bisa ketahuan reason code nya apa π have good day!
LikeLike
Hahahaha kasian yg baca kalo terlalu teknis. Makasih yak π
LikeLike
Wah artikel ini mengingatkan saya tentang masa lalu juga pak,punya bos Local yang super semangat n murah senyum!!!… wkwkwk,sukses ya pak Ben,two thumbs up for u…
LikeLike
Eh eh ini Nia? Septania? Apa kabar? π
LikeLike
Iya pak Septania, kabar baik pak ben, QCC kita mewakili InnovAstra lagi loh,doain supaya juara lagi ya pak,mencoba jadi ibu yg baik dengan tetap berprestasi…sulit? Iya memang …tapi di dunia ini orang sukses ga ada yang gampang,setelah susah payah baru ada bahagia…#maaf pak edisi mellow!!! :)…sukses ya pak π
LikeLike
Hahaha kan memang gak ada yg gampang di dunia ini. Semua harus diperjuangkan π
Kapan mau bener2 jadi ibu rumah tangga? π
Sukses ya Nia…
LikeLike
Oh naik level jadi IRT sudah saya perhitungkan pak, semoga terlaksana lebih cepat dari target π
LikeLike
Amiiiin π
LikeLike
setuju,
ga usah melupakan juga sih, ntar akan lupa sendiri..
dalam memprediksi, selain melihat pola-pola yang pernah terjadi, kita juga seringkali menggunakan intuisi…yang berada di antara ilmiah dan klenik
seringkali kita percaya penuh kepadanya, tak jarang juga kita takut menggunakannya π
hidup memang tentang pilihan,
namun waktu tak menunggu kita..
LikeLike