Expat dan Enterpreneur
(written: Thursday, March 17, 2011)
Apakah jadi expat itu lebih baik dari kerja di Indonesia?
Apakah jadi entrepreneur itu lebih enak daripada jadi karyawan?
Pertanyaan2 standar yang sering mampir di kepala gue sejak beberapa tahun terakhir. Ini akibat lingkungan sekitar gue yang selalu berpikir bahwa jadi expat itu lebih baik, karena tentu saja gajinya lebih tinggi, tinggal di luar negeri, gengsinya naik, dll. Sementara kalau jadi entrepreneur itu jauh lebih bergengsi dibandingkan jadi karyawan karena kalau jadi entrepreneur itu kesannya lebih kaya, jadi bos, punya karyawan, dll.
Memang hidup kita sering dikendalikan oleh gengsi, image, pencitraan, pandangan orang lain, prestige, martabat. Jadi walaupun kita merasa tidak cocok, kadang tetap kita lakukan demi gengsi, image, pencitraan dll tadi. Capek ngga sih?
Coba kita lihat lebih seksama satu demi satu.
Expat
Jadi expat tentu dari segi keuangan jauh lebih baik. Tapi apa iya uang jadi pertimbangan utama? Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat menerima tawaran jadi expat. Salah satunya kenyamanan hidup. Katakanlah tawaran jadi expat di New York. Dapat apartemen bagus, gaji lumayan, dan benefit2 lainnya. Nyaman? Belum tentu. Kenyamanan bukan semata2 dinilai dari fasilitas. Kenyamanan itu 90% berasal dari dalam hati masing2. Nyaman ngga kalo tinggal jauh dari keluarga, teman2, lingkungan lama. Gimana kalo lama ngga ketemu nasi padang, pecel lele, karedok, gado2? Gimana kalo ketemu rekan kerja yang jauh berbeda budayanya dengan di Indonesia? Dan gimana-gimana lainnya.
Enterpreneur
Jadi enterpreneur memang lebih santai (keliatannya). Ngga terikat jam kerja. Ngga diperintah-perintah orang lain. Dan kalo usahanya udah berhasil rasanya ditinggal juga akan tetap mengalirkan uang ke kantong. Tapi blom tau kan gimana kerasnya mereka harus bekerja pontang panting supaya bisa survive? Dan kalau usahanya tidak berhasil, kerugian harus mereka tanggung sendiri. Belum lagi kalau menghadapi klien yang super duper rese (kaya gue). Belum lagi kalau harus menghadapi deadline yang jauh lebih parah dibandingkan karyawan biasa. Belum lagi kalau harus menghadapi karyawan yang tukang ngeyel (lagi2 kaya gue).
Nah, sekarang siapa bilang jadi expat dan jadi enterpreneur itu lebih baik dan lebih enak? Eh gue juga ngga bilang kerja di Indo dan jadi karyawan itu lebih baik dan lebih enak lho…
Jadi expat atau kerja di Indonesia, jadi enterpreneur atau jadi karyawan, sama aja enaknya. Sama aja ngga enaknya. Semua tergantung kita kok. Kalau kita jalani semua dengan baik, dengan komitmen tinggi, dengan cinta, dengan rasa syukur, tentu akan terasa nyaman, enak, baik, menyenangkan. Tapi kalau kita tidak bersyukur, terus menerus mengeluh, maka akan terasa melelahkan, membosankan, gak nyaman, menyiksa.
So, kita pilih yang mana? 🙂