Leyeh-Leyeh di Gili Trawangan


Long weekend kemarin gue melipir sejenak dari kesibukan Jakarta. Iya, long weekend, soalnya senin dianggap libur karena kejepit hahaha. Walaupun tetap saja harus bawa laptop buat bikin report, maklum, ada closing akhir bulan.

Kali ini tujuan gue mainstream aja, Bali dan Gili. Bali sih udah biasa, jadi gak perlu dibahas lagi. Tapi Gili, ini yang pertama buat gue. And I love it!

Sengaja gue set flight CGK-DPS instead of CGK-LOP, soalnya….lebih murah (apalagi coba alasannya hahaha). Selain memang niat males-malesan di Bali nanti balik dari Gili. Trus ke Gili naik boat dari Padang Bai harganya sekitar 500 ribu PP, udah dijemput dan diantar ke hotel di Bali. Kata temen gue Gili Trawangan itu kecil, jadi dua hari satu malam harusnya udah cukup.

Ternyata Gili Trawangan memang cocok buat males-malesan. View pantainya luar biasa, pasir putih, laut hijau toska, pemandangan bawah laut yang indah, angin laut yang segar, dan makanan yang enak. Bikin males….pulang ke Jakarta hahaha.

Untuk ukuran tempat ngumpul turis ternyata Gili Trawangan gak terlalu mahal kok. Hotel di bawah 500 ribu masih banyak. Mau snorkelling? Bayar 100 ribu dapat 3 spot selama 5 jam. Males jalan kemana-mana? Sewa sepeda aja, 50 ribu seharian. Makanan? Coba makan di pasar kalo malam. Bertebaran penjual makanan ala warteg sampe seafood dengan harga wajar.

Di Gili Trawangan ini minim polusi karena gak ada kendaraan bermotor. Yang ada cuma sepeda, dokar/andong/kereta kuda yang disebut cidomo, dan gerobak kayu. Yang bermotor cuma boat. Itu sebabnya udara masih bersih dan angin terasa lebih segar.

Oya, waktu snorkelling ada satu turis cowok asal Serbia yang rajin banget ambil koral dari dalam laut. Katanya buat kenang-kenangan. Gue sih udah tegur dan bilang kalo itu ngerusak alam dan dilarang. Tapi dia nekat aja, katanya diijinkan sama the leader (baca: tukang perahu). Sebagai anak baru di dunia snorkelling ya udah gue diam aja. Eh ada satu lagi turis cewek asal Perancis yang komplain dan marahin si turis cowok tadi. Dia nyuruh si cowok balikin koral-koral tadi ke laut. Turis-turis lain ikut nyuruh juga, akhirnya dia terpaksa balikin ke laut.

Gue juga baru tau kalo di Gili Trawangan ini air bersih cukup terbatas. Makanya kolam renang di hotel pun biasanya pakai air asin (air laut yang dibersihkan). Bahkan di kamar mandi hotel gue juga ada permintaan maaf tertulis karena air yang dipakai mandi pun terasa asin. Namun mereka tetap menyediakan air tawar segar dalam jumlah terbatas untuk dipakai sebagai air bilasan terakhir saat mandi. Memang bisa dilakukan penyaringan air laut, namun hal tersebut akan membutuhkan biaya yang besar dan otomatis akan menaikkan harga sewa kamar. And they said that’s not an option.

Hiburan malam? Lengkap. Di sepanjang pantai bertebaran beach club dengan fasilitas hiburan yang bermacam-macam. Live band, akustik, sampai live DJ. Bahkan ada juga layar tancep di tepi pantai. Jadi di tepi jalan dipasang layar besar, sementara orang-orang bisa nonton di atas pasir pantai dengan menggunakan bean bag. Bayar 50 ribu satu film. Pengalaman berbeda dan unik kan?

Jadi, apakah 2 hari satu malam cukup di Gili Trawangan? Nope. Kurang banget. I’ll be back again one day. Blom ada waktu? Sementara liat-liat foto lagi ah

          

4 comments

Leave a comment