Selamat Hari Kartini


*ditulis untuk menghilangkan hasrat pipis karena macet parah di JORR akibat hujan semalam

Saya bukannya nyinyir. Tapi kalo dibilang nyinyir ya ndak papa.

Saya bukannya anti-feminisme. Tapi kalo mau dibilang gitu ya terserah saja.

Saya bukannya konservatif. Tapi kalo ada yang nuduh gitu ya saya mau bilang apa.

Jadi saya mau ngomong soal perempuan. Soal pelecehen seksual, dan emansipasi.

Soal pelecehan seksual

Yang namanya laki-laki itu biasanya memang visual. Ya memang ndak bisa dijadikan alasan kalo terjadi hal-hal yang di luar kendali (baca: peecehan seksual). Ada perempuan pakai baju kebuka di sana sini sampai menonjolkan bagian-bagian yang disukai laki-laki atau bajunya ketat banget sampe bagian-bagian tertentu tumpah ruah keluar, trus laki-lakinya tertarik trus ngeliatin sampe ngiler trus dianggap pelecehan seksual. Kalo lagi naik kereta trus pamer iphone baru ya harus siap kalo dicopet. Si pencopet jelas salah. Tapi ybs juga punya andil kesalahan yang ndak kecil lho.

Soal emansipasi

Emansipasi kan maksudnya disamakan hak-haknya, bukan diletakkan lebih tinggi atau minta diperlakukan lebih dari laki-laki. Bukan minta digaji lebih besar tapi minta cuti lebih banyak. Bukan minta posisi tinggi tapi minta dimaklumi kalo marah-marah pas datang bulan. Bukan kerja senin-jumat trus minta suami ngurus anak di akhir pekan karena butuh ‘me time‘. Emansipasi itu bukan picking shoes.

Jangan terlalu parno seolah-olah perempuan jadi warga kelas dua di Indonesia, ah. Indonesia sudah pernah punya presiden perempuan, menteri perempuan, gubernur perempuan. CEO perempuan sudah bertebaran, dokter perempuan juga, pengusaha perempuan apalagi. Dan jangan lupa, para pemimpin laki-laki itu juga nurut sama para perempuan lho (baca: ibu dan istri). Kurang hebat apa coba? Ada hari Kartini, hari Ibu, hari perempuan, ada ladies parking, ada cuti haid (yang sering dimanfaatin LOL), dll. Kurang istimewa apa coba? Jadi jangan terlalu sering menuntut macam-macam ah. Yang berlebihan itu ndak baik lho.

Selamat hari Kartini. Mudah-mudahan semangat Kartini tetap hidup dan ndak disalahartikan oleh perempuan-perempuan Indonesia. Ganbatte!

6 comments

  1. Aku adalah korban “pemanfaatan” laki -laki .. aku berharap, laki laki tidak lagi menyakiti apalagi mempermainkan perasaan dan hati perempuan :).

    Like

  2. Sampai saat ini gue pun bingung kenapa ada ladies parking… Kayaknya neh kayaknya… Wanita kalau shopping suka enggak mikir alhasil bawa tentengan banyak banget kan… Nah daripada malas belanja karena harus bawa tentengan jauh ke mobil, alhasil tempat parkirnya harus didekatkan.
    Anyway, selama gue bawa mobil sendiri enggak pernah pakai tuh ladies parking karena selalu penuh. Tapiiii…. G sering tiba2 nyetir dan parkir mobil teman cowo gue karena tempat kosongnya hanya di ladies area. LOL… Hmmm… Penting banget kagak sih hal ini diteruskan?
    Kalau elu bicara mengenai emansipasi, gue mau point out mengenai diskriminasi. Gue itu bekerja lebih dari 10 tahun di bidang yg jarang ada wanita. Dan karena posisi, gue jadi harus memimpin banyak orang yg lebih senior dengan jenis kelamin laki-laki. Bahkan sering dalam meeting baik di dalam internal perusahaan maupun dengan external perusahaan, seringnya gue : sendiri wanita, dikelilingi laki-laki. Yang ingin gue tanyakan :
    Kenapa kalau di area itu, laki-laki yang ada cenderung arogant, tidak mau memberikan kesempatan untuk wanita berbicara? Contohnya :
    1. Belum juga selesai bicara, sudah langsung dipotong,
    2. Semua meeting pertama, selalu tidak diikutsertakan dalam pembicaraan seakan2 wanita hanya menjadi notulen ?
    Untungnya gue kan kulit badak ya, tetaplah interupsi kalau ada yang tidak pas di otak maupun di telinga. Akhirnya barulah dihargai sedikit demi sedikit. Tetapi diriku bandingkan loh dengan teman sejawat yang memiliki posisi sama dan baru pertama, serta laki-laki, wah…mereka selalu dilontarkan pertanyaan seakan-akan mereka benar-benar ahli di bidang itu.
    Begitu sedikit pemikiran dan curhat gue…

    Like

      1. Hmmmm…. Tapi di setiap meeting pertama yang gue hadiri, dimana pesertanya berbeda-beda, yang selalu adalah Bapak-Bapak dan usianya beberapa tahun di atas gue, akan selalu memberikan perlakuan seperti itu awalnya, Ben…. Trust me, untuk bisnis commercial, mining, spare parts and trucks, mereka tidak terbiasa melihat wanita di posisi itu dan mengeluarkan argumentasi.

        Like

Leave a comment