Dua Puluh Tahun


Waktu jaman gue kecil dulu, cerita-cerita silat selalu diawali dengan kejadian dua puluh tahun lalu atau diakhiri dengan kejadian dua puluh tahun kemudian. Saat itu dua puluh tahun rasanya sangat lama, sehingga kadang-kadang pemerannya harus diganti atau dirias sehingga terlihat berbeda. Namun kenyataannya sekarang dua puluh tahun itu tidak terlalu terasa.

Dua puluh tahun lalu gue masih di semester-semester awal kuliah. Masih semangat untuk bandel karena baru pertama kali hidup terpisah dari orang tua. Masih kurus karena banyak begadang, sementara asupan nutrisi terbatas akibat jatah bulanan yang tidak terlalu cukup. Begadang lebih untuk nongkrong atau main kartu dibandingkan belajar atau mengerjakan tugas.

Dua puluh tahun lalu gue mulai belajar untuk hidup mandiri. Mencari uang untuk menambah jatah bulanan sehingga bisa hidup lebih layak. Belajar untuk mengontrol diri sendiri, memaksa diri untuk selalu kembali ke tugas awal, yaitu kuliah. Belajar untuk hidup bersama dengan orang lain di kost, beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan mereka yang mungkin mengganggu atau mengubah sedikit kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu orang lain.

Dua puluh tahun lalu hidup gue dimulai. Belajar bertanggung jawab atas diri sendiri, mengatur pilihan apa yang harus dibuat tiap hari, dan belajar untuk memegang kepercayaan yang diberikan orangtua. Saat itu gue belajar bahwa apa yang gue lakukan akan menentukan hidup gue dua puluh tahun lagi.

Bagaimana dengan dua puluh tahun lagi?

Dua puluh tahun lagi gue sudah melewati usia pensiun. Mungkin gue masih bekerja, mungkin gue sudah jadi pensiunan dan tinggal di rumah jompo, atau bahkan mungkin gue sudah meninggal. Banyak kemungkinan yang akan terjadi dalam dua puluh tahun. Namun gue memilih untuk menyiapkan rencana sendiri, terlepas itu akan tercapai atau tidak (ada beberapa hal yang tidak bisa kita rencanakan, misalnya umur).

Dua puluh tahun lagi gue sudah tidak tinggal di Jakarta. Jakarta akan menjadi terlalu melelahkan untuk orang setua gue nanti. Gue akan tinggal di sebuah rumah kecil yang nyaman, berhalaman luas, dan terletak di tepi pantai. Letaknya di sebuah daerah yang masih sepi di pesisir Bali.

Kegiatan gue tiap hari adalah bermain di pantai bersama anjing kesayangan, atau memasak makanan untuk teman-teman dan keluarga yang rutin datang berkunjung. Berkebun juga akan menjadi salah satu kegiatan favorite gue karena halaman rumah yang cukup luas. Oya, tentu gue tidak akan lupa untuk berolahraga tiap hari. Berenang dan jogging akan menjadi kegiatan rutin gue setiap pagi.

Memasak, berkebun, dan berolahraga adalah beberapa cara untuk tetap bertahan sehat di usia senja. Dengan memasak, gue akan bisa menjaga agar asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh tetap sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang dan tidak lebih. Berkebun dan berolahraga ringan tentu saja akan sangat membantu menjaga kondisi kebugaran tubuh.

Kalau bosan di rumah, gue akan travelling beberapa kali setahun. Mungkin gue akan mengunjungi teman-teman lama dan keluarga di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Madiun. Atau gue akan bernostalgia mengunjungi tempat-tempat yang pernah gue datangi di masa muda. Atau mengunjungi tempat-tempat yang belum sempat dikunjungi dulu.

Sesekali gue akan datang ke salah satu unit usaha gue yang terletak di beberapa kota untuk memantau jalannya operasional. Gue akan punya usaha? Tentu saja. Kalau tidak, darimana gue bisa membayar biaya hidup dan biaya travelling gue? Tapi karena sudah ada orang-orang kepercayaan, tentu tidak perlu sering-sering didatangi, cukup undang mereka ke rumah sebulan sekali untuk melaporkan perkembangan unit usaha tersebut. Tentu saja (lagi-lagi) gue akan memasak untuk menjamu mereka sebagai tamu kehormatan.

Semuanya masih mimpi? Tentu saja. Bukankah semua berawal dari mimpi? Bukankah apa yang gue dapatkan sekarang juga merupakan salah satu mimpi gue dua puluh tahun lalu?

So, see you twenty years from now ๐Ÿ™‚

PS: I know some of you will have question about someone beside me twenty years from now. Let me keep it for myself if you don’t mind.


*photo from iedesign.co.uk

7 comments

Leave a comment