Taking A Breath – Part 1: Plan and Preparation


20140523-205545-75345316.jpg

Perjalanan kali ini adalah perjalanan yang sudah saya impikan sejak kecil. Sebagai seorang Kristen yang sejak kecil sudah membaca kitab suci mengenai kehidupan Yesus Kristus di sekolah minggu, kepala saya selalu terisi dengan keinginan untuk pergi mengunjungi tempat-tempat yang ada di kisah tersebut. Ke Holyland.

Hingga pada saat tahun lalu orangtua saya pergi mengunjungi Holyland dan pulang membawa cerita dan foto-foto yang sangat menarik, hal tersebut membuat keinginan saya semakin kuat untuk pergi ke sana. Akhirnya akhir tahun lalu saya memutuskan untuk mendaftar pada sebuah biro perjalanan untuk mengikuti group tour pada pertengahan Februari.

Walaupun di perjalanan-perjalanan sebelumnya saya lebih memilih untuk mengurus sendiri, kali ini saya memilih untuk mengikuti group tour yang pengurusannya dibantu biro perjalanan. Mengapa? Karena pengurusan perjalanan ke Holyland cukup merepotkan jika dilakukan sendiri. Maklumlah, Holyland berada di Israel, negara yang cukup ‘bermasalah’ dan tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia. Dari mulai pengurusan visa, proses imigrasi di sana nanti, hingga tempat-tempat wisata rohani yang berjauhan, dll membuat saya berpikir akan lebih mudah untuk diserahkan pada biro perjalanan.

Ada beberapa alasan mengapa saya memilih Februari. Pertama, Februari merupakan low season untuk perjalanan ke Holyland, sehingga harga relatif lebih murah. Kedua, Februari juga relatif masih dingin. Karena Holyland ada di negara yang panas, buat saya cuaca yang dingin akan cukup membantu saya untuk bertahan. Ketiga, bagi saya Februari adalah juga ‘low season’ dalam hal pekerjaan. Setelah proses closing yang sangat menghabiskan waktu di awal tahun, biasanya di Februari akan sedikit lebih santai.

Paket perjalanan yang saya pilih memang sengaja yang durasinya relatif singkat. Saya memang tidak memilih yang jadwalnya panjang karena saya hanya fokus pada Holyland saja. Paket-paket lain biasanya ditambah dengan Mesir, Jordan, dll, yang memang tidak menarik buat saya. Jadi paket yang saya pilih adalah paket 6 hari dan hanya mengunjungi Israel saja. Cukup buat saya.

Cukup? Ya, untuk Holyland sih cukup. Tapi untuk liburan rasanya kurang panjang. Akhirnya saya memutuskan untuk memperpanjang liburan ke tempat yang relatif dekat dengan Holyland, yaitu Istanbul. Saat melihat peta, saya baru sadar bahwa Istanbul (Turki) berdekatang dengan Yunani. Saya langsung teringat mimpi saya yang lain, yaitu Santorini (baca di sini). Kalau memungkinkan, mengapa tidak? Setelah mempertimbangkan biaya dan waktu (baca: cuti), saya memutuskan meminta tolong ke biro travel yang sama untuk mengurus tiket, hotel, dan visa untuk ke Turki dan Yunani.

Berhenti di situ? Tidak. Pada saat pengurusan visa, saya diberi informasi bahwa visa Yunani cukup mahal pengurusannya. Karena saya melakukan perjalanan berdua dengan seorang teman, maka bedanya cukup besar (bila dibandingkan dengan harga visa di negara Schengen yang lain), bisa digunakan untuk biaya menginap beberapa malam di sebuah negara Eropa. Lalu saya teringat mimpi saya yang lain, yaitu Paris dan Venesia. Perasaan saya bergejolak. Dari segi waktu masih memungkinkan, namun dari segi biaya penambahannya masih cukup besar (walaupun sudah ada selisih harga visa). Setelah saya menghitung ulang perencanaan keuangan saya, akhirnya saya menemukan celah untuk mendapatkan biaya tambahan tersebut. Kemudian saya meminta biro perjalanan untuk mengubah jadwal dengan membatalkan Istanbul dan menambahkan Paris, Rome, Venesia. Perasaan saya melambung tinggi saat itu.

Semuanya beres? Ternyata tidak. Pihak biro perjalanan memberikan penawaran harga yang sangat tinggi, jauh di atas perhitungan saya. Tentu saja saya menolak dan meminta mereka menghitung ulang dengan memberikan perbandingan perhitungan saya. Nah, masalahnya mereka agak lambat melakukan permintaan ini (kelak mereka minta maaf dan mengakui ada kelalaian dalam proses pengurusan) sehingga waktu untuk pengurusan visa menjadi terbatas (baca: mepet).

Informasi yang saya dapatkan, untuk mengunjungi negara-negara Schengen, visa harus diurus di negara yang kita tinggali paling lama. Dengan jadwal yang saya buat, negara tersebut adalah Italia (Roma-Venesia). Waktu pengurusan visa di kedutaan Italia adalah 10 hari kerja. Sementara waktu untuk memasukkan dokumen harus melalui perjanjian terlebih dahulu. Jadwal untuk membuat janji bisa dilihat di internet, dan kebetulan sudah penuh untuk beberapa hari (kelak saya tahu bahwa waktu-waktu tersebut sudah di-book duluan oleh biro perjalanan lain).

Singkat cerita saya akhirnya kembali ke jadwal penambahan semula, yaitu Istanbul-Santorini-Athena, karena pengurusan visa di kedutaan Yunani relatif lebih mudah dan cepat (hanya 3-5 hari kerja). Paris-Venesia bisa lain kali (walaupun pedih :p)

Sebagai tambahan, berikut ini adalah persyaratan pembuatan visa Yunani:
1. Copy KK
2. Copy akte lahir
3. Copy KTP
4. Paspor asli + lama
5. Rekening koran asli (ada stempel bank) + copy halaman depan buku tabungan
6. Pas foto 3,5 x 4,5 warna latar belakang putih 4 lembar
7. Surat sponsor perusahaan (nama, jabatan, lama bekerja)

Setelah memasukkan dokumen, langsung membut janji untuk foto dan pengambilan sidik jari. Proses 3-5 hari kerja.

Setelah tulisan ini akan ada 4 tulisan saya mengenai pengalaman perjalanan kali ini. Holyland-Istanbul-Santorini-Athens. Bagian pertama jalan-jalan yaitu ke Holyland bisa dibaca di sini
Enjoy! 🙂

22 comments

      1. gw gara2 kebanyakan baca yg ngepost kl yunani susah gw ampe muter dl ke italy, ya sud tar d coba dah, thx ya infonya

        Like

      2. Hallo mas Bernard, apakah mas Bernard mengajukan sendiri pengurusan visa ke Kedutaan Yunani di Plaza 89 Kuningan?
        Saya pernah mampir untuk tanya persyaratan, mereka meminta Surat referensi kantor, SIUP, dan Akta2 Perusahaan (kantor) dan semua harus di_legalisir Notaris, KemenhunHAM, dan KemenLu.
        Bagaimana agar pengurusannya lebih mudah mas?
        Terima Kasih sebelumnya

        Like

      3. Kalau untuk perjalanan dinas mungkin harus ada persyaratan2 itu mas. Tapi kalo perjalanan pribadi harusnya gak perlu, mas. Saya waktu itu pakai agent dan hanya diminta dokumen pribadi biasa (Paspor, KTP, NPWP, rekening koran 3 bulan terakhir, bukti tiket & hotel, surat sponsor dari perusahaan tempat bekerja)

        Like

  1. Dear mas Bernard,

    Boleh minta contact agent untuk pengurusan visa Yunani yang mas Bernard pernah ajukan…atau ada alamat e-mail/nomor mas? Terima kasih banyak sebelumnya

    Like

    1. Bang Bernard, bisa minta emailnya. Saya mau nanya2 soal visa turis ke Yunani. Saya mentok di SIUP klo memang ada agen yang bisa bantu persyaratan kayak bang Bernard, saya juga mau hehe..

      Like

  2. Bang Bernard, ada email yang bisa saya hubungi?saya mau nanya2 soal visa turis yunani. Saya mentok di SIUP nih. Klo memang ada agen yang bisa bantu untuk permudah persyaratan kayak yang Bang Bernard punya, boleh dong dibagi infonya. Thanks bro.

    Like

Leave a comment